Berita

Warga Palestina memprotes kunjungan Presiden AS Joe Biden, di Kota Gaza, 14 Juli 2022/Net

Dunia

Warga Palestina: Presiden Biden! Pemerintahan Anda Selalu Bias, Kami Mengecam Kolaborasi AS dengan Israel

JUMAT, 15 JULI 2022 | 12:36 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sejumlah aksi dilakukan ribuan warga Palestina menanggapi kunjungan pertama Presiden AS Joe Biden ke Israel dan wilayah Palestina, Kamis (14/7) waktu setempat.

Mereka mengecam sikap Joe Biden yang dianggap bias terhadap masalah Israel-Palestina.

Di daerah kantong pesisir Jalur Gaza, yang diperintah oleh Gerakan Perlawanan Islam (Hamas), ratusan warga Palestina mengibarkan bendera Palestina dan meneriakkan slogan-slogan di alun-alun Prajurit Tidak Dikenal di kota Gaza barat untuk mengutuk kunjungan Biden yang dimulai pada hari Rabu.


"Presiden Biden, pemerintahan Anda selalu bias terhadap entitas Zionis dan selalu menyangkal hak-hak sah rakyat kami, jadi kami mengecam kolaborasi mencolok Amerika dengan entitas Zionis," kata Khalil al-Hayyah, wakil kepala Hamas di Jalur Gaza, merujuk dukungan AS ke Israel, seperti dikutip dari Xinhua, Jumat (15/7).

Al-Hayyah kemudian mengomentari Deklarasi Yerusalem yang ditandatangani oleh Biden dan Perdana Menteri Israel Yair Lapid untuk membangun kemitraan strategis antara kedua sekutu yang ia sebut sebagai ketidakadilan.

"Itu konfirmasi terang-terangan atas kebijakan AS yang tidak adil terhadap rakyat Palestina dan janji baru untuk pendudukan Israel yang tidak akan mengubah realitas Kota Suci," katanya.

Dia mencatat bahwa Biden tidak membawa apa-apa di sakunya selama kunjungan kecuali dukungan tak terbatas untuk Israel dan fokus pada keamanan dan kemakmuran Israel, dan sebagai imbalannya, dia membawa paket janji palsu kepada Palestina.

Dalam rapat umum lain yang diadakan di kota Ramallah Tepi Barat, Issam Bakr, koordinator faksi-faksi nasional dan Islam, mengatakan kepada Xinhua bahwa rapat umum itu membawa pesan yang jelas kepada Biden bahwa dia tidak diterima di Palestina.

"Kunjungan itu membawa risiko besar bagi perjuangan Palestina," kata Bakr.

"Tujuan dari kunjungan itu adalah untuk mengkonsolidasikan hegemoni Israel atas kawasan Arab, merebut kekayaannya dan merampas rakyatnya," ujarnya.

Aksi turun ke jalan juga terjadi di kota Nablus di Tepi Barat utara.

Nasser Abu Jaish, kepala komite koordinasi faksi di Nablus, mengatakan bahwa faksi Palestina tidak menyambut Biden karena pemerintahannya benar-benar bias terhadap Israel dan mengabaikan masalah Palestina.

"Dukungan kuat Amerika untuk Israel dan biasnya membuat kunjungan ini tidak diinginkan," katanya.

Azzam al-Ahmad, seorang anggota senior Partai Fatah, mengatakan bahwa pertemuan antara Presiden Palestina Mahmoud Abbas dan Biden hanya akan menjadi protokoler semata.

"Kunjungan itu tidak akan mengeluarkan pernyataan bersama Amerika-Palestina karena perbedaan antara kedua belah pihak pada sejumlah masalah inti," katanya dalam sebuah pernyataan pers.

Al-Ahmad mengatakan bahwa isu-isu yang diperdebatkan antara kedua belah pihak termasuk kegagalan AS untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara Palestina merdeka, membuka kembali konsulat AS di Yerusalem dan kantor Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington, dan menghapus PLO dari daftar terorisme.

“Kunjungan Biden terlalu singkat, di mana tidak mungkin untuk membahas masalah inti, dan itu lebih ke protokol daripada politik,” katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya