Berita

Boris Johnson/Net

Dunia

Sekutu Boris Johnson Bersuara: Ada Anggota Parlemen yang Sengaja Mengkudeta Perdana Menteri

KAMIS, 14 JULI 2022 | 10:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Mundurnya Boris Johnson sebagai perdana menteri Inggris adalah hasil dari upaya kudeta sesama anggota parlemen Konservatif. Menteri Kebudayaan Nadine Dorries mengatakan hal itu dalam pernyataan terbarunya.

Dorries merupakan salah satu pendukung Boris Johnson paling bersemangat,  dibuktikan dengan tetap bertahannya dia sebagai menteri bahkan ketika dukungan untuk kepemimpinan Johnson runtuh di Westminster.

"Saya cukup terkejut, ada orang yang berpikir untuk mencopot sang perdana menteri yang baru bertugas dalam waktu kurang dari tiga tahun. Padahal dia memenangkan mayoritas terbesar yang kami miliki sejak Margaret Thatcher,"kata Dorries kepada program Panorama BBC.
“Hanya sifat anti-demokrasi dari apa yang mereka lakukan sendiri sudah cukup untuk membuat saya khawatir," ujarnya.

“Dan bagi saya, itu adalah kudeta," lanjut Dorries.

Dorries membuat klaim yang sama pada Senin (11/7), ketika dia mengkritik mereka yang menentang Johnson.

“Empat belas juta orang memilih perdana menteri dan sekelompok anggota parlemen, menteri, kanselir, kanselirnya, melalui apa yang secara efektif kudeta, menyingkirkannya,” katanya kepada GB News.

Saat ini Dorries telah memberikan dukungannya kepada Menteri Luar Negeri Liz Truss sebagai pengganti Johnson.

Dia bahkan menjadi sangat kritis terhadap saingan utama Truss, Rishi Sunak, yang pengunduran dirinya sebagai kanselir minggu lalu dipandang sebagai kunci jatuhnya Johnson dari kursi perdana menteri.

Dorries menuduh tim kampanye Sunak menggunakan "seni hitam" menyusul klaim bahwa mereka mencoba "menyedot" suara untuk memastikan Jeremy Hunt lolos dari ambang batas untuk mengikuti kontes karena mereka yakin Sunak akan mengalahkannya dalam pemilihan putaran kedua anggota partai.

Sajid Javid, yang mengundurkan diri sebagai menteri kesehatan beberapa menit setelah Sunak, memicu eksodus pengunduran diri massal yang menyebabkan Johnson mengakui waktunya sudah habis, membantah langkah itu terkoordinasi.

“Kami belum pernah berdiskusi tentang hal itu sama sekali. Saya merasa bahwa orang lain akan mengikuti," kata Javid kepada Panorama.

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya