Berita

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres/Net

Dunia

Lakukan Ribuan Kejahatan Terhadap Anak, Israel Terancam Masuk dalam Daftar Hitam PBB

RABU, 13 JULI 2022 | 08:44 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Usulan agar Israel dimasukan ke dalam daftar hitam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa semakin menguat, menyusul laporan kekerasan terhadap anak yang dilakukan negara itu.

Hal tersebut tertuang dalam pernyataan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (11/7), menyusul publikasi laporan terbaru Badan Internasional tentang Anak-anak dan Konflik Bersenjata.

"Israel harus dimasukkan dalam daftar hitam oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa jika terus melakukan kekerasan pada anak-anak Palestina pada tingkat yang sedemikian tinggi," ujarnya, seperti dikutip dari AP, Rabu (13/7).


Dalam laporan terbarunya PBB memverifikasi 2.934 pelanggaran berat terhadap 1.208 anak-anak Palestina dan sembilan anak-anak Israel.

Pasukan Israel juga dituding membunuh 78 anak-anak Palestina, membuat 982 orang cacat, dan menahan 637 orang, dan bahwa 75 persen dari para tahanan dilaporkan mengalami kekerasan fisik.

“Saya terkejut dengan jumlah anak-anak yang terbunuh dan cacat oleh pasukan Israel selama permusuhan, dalam serangan udara di daerah berpenduduk padat dan melalui penggunaan peluru tajam selama operasi penegakan hukum," tulis pemimpin PBB itu.

“Jika situasinya berulang pada 2022 tanpa perbaikan yang berarti, Israel harus masuk dalam daftar (hitam),"  katanya, mengacu pada “daftar hitam” yang ditemukan di akhir setiap laporan tahunan Anak-anak dan Konflik Bersenjata.

Laporan tahun 2021 menemukan total 2.515 anak terbunuh dan 5.555 cacat dalam semua konflik global sepanjang tahun, dengan 6.310 anak-anak direkrut atau digunakan dalam konflik semacam itu.

Sementara jumlah terburuk dilaporkan di Israel dan Palestina. Yaman, Suriah, Afghanistan, Republik Demokratik Kongo, dan Somalia, juga memiliki jumlah pelanggaran yang tinggi.

"Laporan edisi 2022 akan mencakup pelanggaran yang diverifikasi PBB di Ukraina, Ethiopia, dan Mozambik," kata Guterres.

Kepala hak asasi manusia PBB Michelle Bachelet menghitung 335 anak-anak diketahui tewas di Ukraina pada 3 Juli dan mengatakan angka sebenarnya kemungkinan lebih tinggi. Dia tidak merinci siapa yang harus disalahkan atas kematian tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya