Berita

Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustiyati/Net

Politik

DPR dan Pemerintah Harus Perjelas Nasib Pemilu 2024 di 3 DOB Papua

RABU, 06 JULI 2022 | 10:27 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Pelaksanaan pemilihan umum (pemilu) di 3 daerah otonomi baru (DOB) di Papua mesti memiliki kepastian hukum, mengingat UU 7/2017 tentang Pemilu belum mengatur hal itu.

Begitu pandangan Direktur Eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Khoirunnisa Nur Agustiyati, saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (6/7).

Sosok yang kerap disapa Ninis itu menerangkan, di dalam UU Pemilu diatur tentang tata cara alokasi kursi anggota parlemen dan pembentukan daerah pemilihan (dapil). Di mana sudah ditetapkan jumlah kursi di DPR adalah 575 kursi. Sementara dapil DPR dan DPRD Provinsi juga sudah diatur dalam lampiran UU Pemilu.

"Artinya semuanya sudah terkunci di UU Pemilu. Sehingga dengan adanya DOB ini perlu ada payung hukum yang baru. Ada beberapa kepastian yang harus dijawab," ujar Ninis.

Sejumlah persoalan yang kemungkinan muncul lantaran adanya kekosongan hukum terkait pemilu di 3 DOB Papua, disebutkan Ninis, adalah soal jumlah kursi di DPR apakah akan ditambah.

"Karena di UU Pemilu juga disebutkan bahwa setiap provinsi minimal mendapat 3 kursi. Lalu penambahan kursi ini nantinya apakah akan mengambil jatah kursi dari induknya atau menambah kursi baru?" paparnya.

"Sehingga perlu segera diputuskan payung hukumnya," tandas Ninis.

Disahkannya 3 RUU tentang DOB Papua oleh DPR RI pada 30 Juni 2022 lalu bakal berimbas pada pelaksanaan Pemilu dan Pilkada Serentak 2024, mengingat dalam UU 7/2017 tentang Pemilu belum ada daerah pemilihan (dapil) di 3 DOB tersebut.

Karena hal tersebut, KPU RI telah menyampaikan harapannya kepada pemangku pembuat undang-undang, dalam hal ini DPR RI dan pemerintah untuk merevisi UU Pemilu sebagai solusi kekosongan hukum pelaksanaan pemilu di 3 DOB itu.

Tapi belakangan muncul usulan dari Komisi II DPR RI agar pemerintah lebih baik menerbitkan Peraturan Pengganti Undang-undang (Perppu), karena dinilai lebih efektif.

Kendati begitu, muncul protes dari partai politik (parpol) non parlemen yang notabene baru akan menjadi peserta Pemilu Serentak 2024 terkait dampak pengesahan 3 DOB Papua ini.

Seperti disampaikan Partai Buruh yang merasa dirugikan apabila 3 DOB Papua dijadikan dapil dan masuk dalam UU Pemilu hasil revisi atau Perppu yang diterbitkan, karena akan memberatkan syarat pemenuhan sebagai peserta pemilu.

Pada pokoknya, syarat sebagai peserta pemilu adalah harus memiliki keanggotaan per seribu di setiap provinsi, kantor tetap, hingga struktur kepengurusan di setiap provinsi.

Maka dari itu, jika 3 DOB Papua disahkan menjadi dapil maka total dapil provinsi menjadi 37, dan secara otomatis parpol harus bisa memenuhi syarat peserta pemilu di 37 provinsi tersebut.

Sementara, untuk saat ini parpol-parpol tengah melaksanakan proses pra pendaftaran untuk kepengurusan di 34 provinsi, yakni berupa input data kepengurusan parpol melalui sistem informasi partai politik (Sipol) yang disediakan KPU.

Baru pada tanggal 1 hingga 14 Agustus 2022, KPU menerima pendaftaran dan memverifikasi parpol-parpol yang sudah memasukkan seluruh dokumen yang disyaratkan untuk menjadi parpol peserta pemilu ke Sipol.

Namun, bagaimana jika landasan hukum pelaksanaan pemilu di 3 DOB Papua baru disahkan setelah proses pendaftaran parpol peserta pemilu? Apakah akan ada penggulangan tahapan pendaftaran?

Pertanyaan ini belum terjawab oleh lembaga terkait penyelenggara pemilu.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

2.700 Calon Jemaah Haji Jember Mulai Berangkat 20 Mei 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:49

Bertahun Tertunda, Starliner Boeing Akhirnya Siap Untuk Misi Awak Pertama

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:39

Pidato di OECD, Airlangga: Indonesia Punya Leadership di ASEAN dan G20

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:27

Jokowi: Pabrik Baterai Listrik Pertama di RI akan Beroperasi Bulan Depan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 13:09

Keputusan PDIP Koalisi atau Oposisi Tergantung Megawati

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:49

Sri Mulyani Jamin Sistem Keuangan Indonesia Tetap Stabil di Tengah Konflik Geopolitik Global

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:40

PKB Lagi Proses Masuk Koalisi Prabowo-Gibran

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:26

Menko Airlangga Bahas 3 Isu saat Wakili Indonesia Bicara di OECD

Sabtu, 04 Mei 2024 | 12:11

LPS: Orang yang Punya Tabungan di Atas Rp5 Miliar Meningkat 9,14 Persen pada Maret 2024

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:58

PKS Sulit Gabung Prabowo-Gibran kalau Ngarep Kursi Menteri

Sabtu, 04 Mei 2024 | 11:51

Selengkapnya