Berita

Ketum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri/Net

Politik

Kata Syahganda, Megawati Dulu adalah Pendukung Soeharto

RABU, 29 JUNI 2022 | 00:42 WIB | LAPORAN: FAISAL ARISTAMA

Indonesia masih membutuhkan perubahan ke arah yang lebih baik dari hari ini. Perubahan itu bisa dicapai dengan cara mengembalikan demokrasi seutuhnya, juga kedaulatan dan kesejahteraan rakyat diwujudkan.

Selanjutnya, perlu langkah konkret untuk mewujudkan perubahan tersebut. Salah satunya adalah dengan membentuk poros.

“Poros, kenapa perlu ada poros? Kalau enggak ada poros, orang hanya berpikir bahwa dunia Indonesia ini hanya dikuasai oleh segelintir orang yang di TV-TV elite kumpul-kumpul yang menentukan Indonesia. Ada Surya Paloh, Megawati, ada lain-lain. Emang lu siapa?” kata aktivis senior Syahganda Nainggolan dalam diskusi publik DPD-RI bertajuk “Dialog Kebangsaan Koalisi Rakyat untuk Poros Perubahan”, Selasa (28/6).

Syahganda menegaskan, perubahan yang terjadi pada reformasi 1998 itu karena Soeharto berkuasa terlalu lama dan cenderung antidemokrasi alias otoriter. Ia dan rekan-rekan aktivis lainnya berhasil menumbangkan orde baru yang memelihara oligarki.  

Syahganda lantas menyinggung Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang kini menjadi elite partai politik besar. Dulu, kata Syahganda, Megawati pernah mendukung Soeharto.  

“Yang jatuhkan Soeharto dulu ini ada di sini orangnya. Saya kasih tahu sama Megawati, Megawati adalah pendukung Soeharto dulu sebelum 27 Juli 1996. Saya dipenjara tiga kali zaman Soeharto. Dipenjara lagi zaman Jokowi dan mendirikan KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia)," paparnya.

"Saya dan teman-teman yang menggulingkan Soeharto karena kita menganggap Soeharto itu tidak demokrasi dan mendirikan oligarki-oligarki,” pungkas Syahganda.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Pendapatan Garuda Indonesia Melonjak 18 Persen di Kuartal I 2024

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:41

Sidang Pendahuluan di PTUN, Tim Hukum PDIP: Pelantikan Prabowo-Gibran Bisa Ditunda

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:35

Tak Tahan Melihat Penderitaan Gaza, Kolombia Putus Hubungan Diplomatik dengan Israel

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:34

Pakar Indonesia dan Australia Bahas Dekarbonisasi

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:29

Soal Usulan Kewarganegaraan Ganda, DPR Dorong Revisi UU 12 Tahun 2006

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:25

Momen Hardiknas, Pertamina Siap Hadir di 15 Kampus untuk Hadapi Trilemma Energy

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:24

Prabowo-Gibran Diminta Lanjutkan Merdeka Belajar Gagasan Nadiem

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:16

Kebijakan Merdeka Belajar Harus Diterapkan dengan Baik di Jakarta

Kamis, 02 Mei 2024 | 11:06

Redmi 13 Disertifikasi SDPPI, Spesifikasi Mirip Poco M6 4G

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:59

Prajurit TNI dan Polisi Diserukan Taat Hukum

Kamis, 02 Mei 2024 | 10:58

Selengkapnya