Berita

Pengamat politik Ujang Komaruddin saat menjadi pembicara diskusi virtual Teras Politik (Terpol) yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Belum Nembak, Sudah Ditolak", Selasa (28/6)/Repro

Politik

PDIP Ogah Koalisi dengan Demokrat, Ujang Komaruddin: Emosional Keibuan Kalahkan Rasionalitas

SELASA, 28 JUNI 2022 | 17:25 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Sikap PDI Perjuangan yang tergambar dalam pernyataan Sekjennya Hasto Kristiyanto, merupakan cerita lama yang terjadi ketika Partai Demokrat memenangkan Pemilu 2004.

Begitu pandangan dosen politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, mengenai pernyataan Hasto yang memastikan PDIP tak akan berkoalisi dengan Partai Demokrat karena faktor historis.

"Hubungan kurang baik Demokrat dengan PDIP adalah persoalan itu, persoalan yang tidak tuntas sampai hari ini," kata Ujang dalam diskusi virtual Teras Politik (Terpol) yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Belum Nembak, Sudah Ditolak", Selasa (28/6).

Lebih dari itu, Ujang berpendapat pernyataan Hasto merupakan intepretasi dari sikap Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menjadi aktor politik dalam Pemilu 2004 silam.

"Kalau perempuan itu kan perasa ya. Ibu Megawati itu kan sosok ibu, jadi dia perasa. Jadi emosional itu mengalahkan rasionalitas," tuturnya.

Pada Pemilu 2004 silam, Megawati kembali maju sebagai petahana berpasangan dengan Hasyim Muzadi. Ia dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Saat Mega Presiden, SBY adalah Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Gotong Royong.

Kejadian itulah yang menuut Ujang masih berbekas di benak seorang Megawati. Sehingga, berkoalisi dengan Demokrat pun menjadi satu keputusan yang tidak tepat.

"Dan kita tahu bahwa selama Pak SBY memerintah selama 10 tahun, PDIP menjadi oposisi. Dan hari ini kebalikan 280 derajat, dimana PDIP berkuasa dan Demokrat dalam 2 tahun ke depan genap 10 tahun menjadi oposisi," katanya.

"Jadi inti dari persoalan semuanya itu saya melihat bermuara ke sana. Karena itu sama seperti melihat seorang bos dikalahkan oleh seorang anak buah. Ya itu saya tidak akan terima," demikian Ujang.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

UPDATE

Daftar Bakal Calon Gubernur, Barry Simorangkir Bicara Smart City dan Kesehatan Untuk Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 22:04

Acara Lulus-Lulusan Pakai Atribut Bintang Kejora, Polisi Turun ke SMUN 2 Dogiyai

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:57

Konflik Kepentingan, Klub Presiden Sulit Diwujudkan

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:41

Lantamal VI Kirim Bantuan Kemanusiaan Untuk Korban Banjir dan Longsor di Luwu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Ketua MPR: Ditjen Bea Cukai, Perbaiki Kinerja dan Minimalkan Celah Pelanggaran!

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:33

Anies: Yang Tidak Mendapatkan Amanah Berada di Luar Kabinet, Pakem Saya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:25

Ide Presidential Club Karena Prabowo Ingin Serap Pengalaman Presiden Terdahulu

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:17

Ma’ruf Amin: Presidential Club Ide Bagus

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:09

Matangkan Persiapan Pilkada, Golkar Gelar Rakor Bacakada se-Sumut

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:04

Dua Kapal Patroli Baru Buatan Dalam Negeri Perkuat TNI AL, Ini Spesifikasinya

Selasa, 07 Mei 2024 | 21:00

Selengkapnya