Berita

Seminar internasional bertajuk "Peran Civil Society Dalam Moderasi Beragama" yang merupakan rangkaian kegiatan dari Peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab/Ist

Nusantara

Perguruan Attaqwa dan Alumni Al Azhar Cabang Indonesia Sepakat Dorong Moderasi Beragama

KAMIS, 23 JUNI 2022 | 02:22 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Perguruan Attaqwa bekerjasama dengan Organisasi Internasional Alumni Al Azhar cabang Indonesia mendorong moderasi beragama agar dakwah dilakukan dengan hikmah, tanpa paksaan hingga memberikan argumentasi yang baik.

Dorongan moderasi dalam beragama itu dibahas dalam seminar internasional bertajuk "Peran Civil Society Dalam Moderasi Beragama" yang merupakan rangkaian kegiatan dari Peresmian Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab yang diresmikan oleh Wakil Presiden Maruf Amin pada Rabu (22/6).

Dalam acara seminar ini, yang menjadi pembicara utama, yaitu Dewan Ulama Senior Universitas Al Azhar, Profesor Hasan Sholah Al Sagir; dan pembicara lainnya, yaitu Sekretaris Jenderal OIAA Pusat sekaligus Penasihat Grand Syekh Al Azhar Bidang Pendidikan, Profesor Abdul Dayem Nushair; Menteri Agama periode 2014-2018, Lukman Hakim Saifuddin selaku; Rais Syuriah PBNU, Kiyai Abdul Ghofur Maemun; Ketua STAI Attaqwa Bekasi, Kiyai Abid Marzuki; dan Mudir Ma'had Aly Attaqwa KH. Noer Ali, Kiyai Abdul Jabbar Majid.


Dalam sambutannya, Pimpinan Perguruan Attaqwa, Kiyai Irfan Mas'ud mengatakan, bahwa sudah sangat banyak alumni Attaqwa yang melanjutkan pendidikan di Universitas Al Azhar. Sisi lainnya adalah, adanya kesetaraan ijazah antara ijazah Perguruan Attaqwa dengan Universitas Al Azhar.

"Sehingga lulusan Attaqwa dapat secara langsung mempergunakan ijazah yang dimiliki untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Al Azhar," ujar Kiyai Irfan.

Selanjutnya, Profesor Hasan Sholah mengatakan, bahwa ayat Al-Qur'an dan hadist menerangkan bahwa manhaj dalam Islam adalah manhaj yang moderat.

"Moderasi dalam beragama mencakup seluruh praktik-praktik beragama. Bahwa dakwah dilakukan dengan hikmah, tanpa paksaan, dan memberikan argumentasi yang baik, sehingga dapat mendorong hadirnya dialog, bukan konfrontasi," kata Profesor Hasan.

Universitas Al Azhar kata Profesor Hasan, sebagai lembaga pendidikan tertua di dunia, mengajarkan dan mengamalkan moderasi beragama berdasarkan Al Qur'an dan As Sunnah.

"Bahwa Islam mengajarkan setiap umatnya untuk bersikap moderat dalam segala hal, termasuk beragama," terang Profesor Hasan.

Kemudian, Lukman Hakim menerangkan bahwa, Indonesia merupakan negara dengan nilai-nilai agama yang sangat kental, sebab agama sudah tertanam dalam kehidupan masyarakat.

Lukman pun juga menjelaskan bahwa, pemerintah Indonesia melakukan moderasi beragama melalui berbagai regulasi.

"Sebab, baik agama maupun negara saling membutuhkan satu sama lain, sehingga agar nilai-nilai keagamaan dapat membumi, maka negara harus hadir dan menjamin hal tersebut," kata mantan Menteri Agama ini.

Hal serupa juga disampaikan oleh Kiyai Abdul Ghofur yang menerangkan bahwa, pesantren memiliki peran sentral dalam mendorong manhaj ahlus sunnah wal jamaah yang berpendirian moderat. Hal itu dilakukan karena Islam ketika datang ke Jawa, tidak disebarkan melalui kekerasan. Namun, melalui jalur kebudayaan.

"Dengan persentuhan antara Islam dan kebudayaan, menjadikan Islam di Indonesia menjadi sangat berbeda wataknya dengan di negara lain," tutur Kiyai Abdul Ghofur.

Dalam kegiatan ini, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara Perguruan Attaqwa, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Attaqwa, dan Ma'had Aly Attaqwa KH Noer Alie dengan Organisasi Internasional Alumni Al Azhar.

Kerja sama itu mencakup pertukaran informasi, pengalaman, dan pengembangan program pendidikan di Perguruan Attaqwa.

Dengan kerja sama itu, diharapkan terdapat sinergi dan kerja sama yang saling menguntungkan antara Perguruan Attaqwa dan Organisasi Internasional Alumni Al Azhar.

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bawaslu Usul Hapus Kampanye di Media Elektronik

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:26

Huntap Warga Korban Bencana Sumatera Mulai Dibangun Hari Ini

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:25

OTT Jaksa Jadi Prestasi Sekaligus Ujian bagi KPK

Minggu, 21 Desember 2025 | 11:11

Trauma Healing Kunci Pemulihan Mental Korban Bencana di Sumatera

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:42

Lula dan Milei Saling Serang soal Venezuela di KTT Mercosur

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:35

Langkah Muhammadiyah Salurkan Bantuan Kemanusiaan Luar Negeri Layak Ditiru

Minggu, 21 Desember 2025 | 10:24

Jadi Tersangka KPK, Harta Bupati Bekasi Naik Rp68 Miliar selama 6 Tahun

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:56

Netanyahu-Trump Diisukan Bahas Rencana Serangan Baru ke Fasilitas Rudal Balistik Iran

Minggu, 21 Desember 2025 | 09:32

Status Bencana dan Kritik yang Kehilangan Arah

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:55

Cak Imin Serukan Istiqomah Ala Mbah Bisri di Tengah Kisruh PBNU

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:28

Selengkapnya