Berita

Sekretaris (West) Kementerian Luar Negeri, Sanjay Verma, dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus/Net

Dunia

WHO Tertarik dengan Pengobatan Tradisional India

RABU, 22 JUNI 2022 | 06:04 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pengobatan tradisional masih menjadi pilihan kebanyakan masyarakat. Salah satu negara anggota WHO dikenal dengan pengobatan tradisionalnya adalah India.

Sekretaris (West) Kementerian Luar Negeri, Sanjay Verma, dan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia Tedros Adhanom Ghebreyesus telah melakukan pembicaraan yang hangat dan bersahabat untuk mengembangkan potensi pengobatan tradisional ini, seperti dilaporkan ANI News.

Dalam pertemuan yang dilakukan pekan lalu di Jenewa, Senin (13/6), keduanya bertukar informasi mengenai pentingnya pengobatan ini, sekaligus memperkenalkan hasil alam dari India yang biasa digunakan dalam pengobatan.

Verma memaparkan bahwa India memiliki sistem pengobatam ayurveda dan Siddha. Di India, ini sering didefinisikan sebagai terapi, seperti yoga.

Pengobatan Ayurveda, merupakan salah satu sistem penyembuhan menyeluruh tertua yang ada di seluruh dunia, yang ditemukan pada 5.000 tahun lalu.

Ayurveda didasarkan pada kepercayaan bahwa kesehatan dan kesejahteraan diri tergantung pada keseimbangan sejati antara pikiran, jiwa, dan raga. Tujuan utama dari Ayurveda adalah meningkatkan kesehatan, bukan untuk melawan penyakit. Namun, pengobatan Ayurveda secara umum ditujukan pada gangguan kesehatan tertentu yang spesifik.

Kemudian ada sistem penyembuhan Siddha, biasanya ditemukan di wilayah Tamil Nadi dan Kerala. Lalu ada sistem penyembuhan Sowa-Rigpa yang ditemukan terutama di daerah Leh-Ladakh dan Himalaya seperti Sikkim, Arunachal Pradesh, Darjeeling, Lahaul, dan Spiti.

India dan WHO sepakat untuk membangun Pusat Pengobatan Tradisional WHO (GCTM) Global pertama di Jamnagar, Gujarat. Ini adalah upaya untuk membina kemitraan jangka panjang, meningkatkan ekspor, dan memelihara ekosistem berkelanjutan.

Pada Maret, WHO dan Pemerintah India menandatangani kesepakatan untuk mendirikan Pusat Global WHO untuk Pengobatan Tradisional. Pusat pengetahuan global untuk pengobatan tradisional ini, didukung oleh investasi sebesar 250 juta dolar dari Pemerintah India, yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi pengobatan tradisional dari seluruh dunia melalui ilmu pengetahuan dan teknologi modern untuk meningkatkan kesehatan manusia dan planet ini.

Sekitar 80 persen penduduk dunia diperkirakan menggunakan obat tradisional.

Menurut WHO, pengobatan tradisional adalah kesatuan dari pengetahuan, budaya, diagnosa, dan pengobatan fisik dan mental.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya