Berita

Pertemuan Dewan Keamanan Rusia/Net

Dunia

Mantan PM Rusia: Jika Ukraina Jatuh, Negara-negara Baltik akan Menjadi yang Berikutnya

SELASA, 14 JUNI 2022 | 08:13 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Perang Rusia di Ukraina kemungkinan akan berlangsung sangat lama. Ada banyak konflik dan melibatkan banyak negara. Mantan perdana menteri Rusia Mikhail Kasyanov bahkan mengatakan perang bisa saja berlangsung hingga dua tahun.

"Dan jika Ukraina jatuh, Moskow kemudian dapat menyerang negara-negara Baltik," katanya, seperti dikutip dari AFP.

Kasyanov, yang merupakan perdana menteri pertama Presiden Vladimir Putin dari tahun 2000-2004, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan AFP bahwa dia awalnya tidak percaya Moskow akan menyerang Ukraina secara penuh. Tetapi ketika dia melihat pertemuan Dewan Keamanan Rusia yang diadakan hanya tiga hari sebelum invasi diluncurkan pada 24 Februari, ia baru menyadari perang akan meledak.


“Ketika saya melihat pertemuan Dewan Keamanan Rusia, saya menyadari, ya, akan ada perang,” kata Kasyanov, seraya menambahkan bahwa dia merasa Putin tidak berpikir dengan benar.

“Saya hanya mengenal orang-orang ini dan dengan melihat mereka, saya melihat bahwa Putin bukan lagi Putin yang saya kenal. Dia sudah keluar dari situ. Bukan dalam arti medis tetapi dalam istilah politik,” katanya.

Kasyanov mengatakan dia telah meninggalkan Rusia karena perang tersebut. Saat ini dia tinggal di Eropa tetapi dia menolak untuk mengungkapkan lokasinya karena mengkhawatirkan keselamatannya.

Menurutnya, sangat penting agar Ukraina menang, sebab jika Ukraina jatuh, negara-negara Baltik akan menjadi yang berikutnya, katanya.

Kasyanov, yang saat ini berusia 64, dipecat oleh Putin dan kemudian bergabung dengan oposisi Rusia. Dia sekarang adalah pemimpin Partai Kebebasan Rakyat, atau Parnas.

Awal bulan ini, dia meninggalkan negara itu. Dia mengatakan dia tinggal di Eropa tetapi menolak untuk menentukan negara mana karena khawatir akan keselamatannya.

Hasil perang di Ukraina juga akan menentukan masa depan Rusia, kata Kasyanov. Dia mengatakan, setelah Putin, Rusia bisa menjadi negara demokratis.

“Saya yakin bahwa Rusia akan kembali ke jalan membangun negara demokratis,” katanya, seraya menambahkan bahwa dibutuhkan satu dekade untuk melakukan “de-Komunisasi” dan “de-Putinisasi” negara tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya