Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Negara-negara BRICS, Venezuela, dan Thailand Tolak Bergabung dengan Koalisi AS Melawan Rusia

SENIN, 13 JUNI 2022 | 07:08 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

  Di tengah deraan sanksi dan kutukan dari penjuru dunia, masih banyak negara yang mempertahankan hubungannya dengan Rusia. Mereka tidak tergoyahkan dengan seruan AS untuk bergabung dengan koalisi melawan Moskow.

"Presiden AS Joe Biden terus berupaya membujuk negara-negara netral, termasuk India, Brasil, Israel, dan negara-negara Teluk Persia, untuk menjatuhkan sanksi kepada Rusia, Menerapkan tekanan diplomatik ke pihak Rusia, dan memberikan bantuan militer ke Ukraina," tulis kolumnis Lara Jakes dan Edward Wong dalam sebuah artikel untuk New York Times, baru-baru ini.

India dan Israel memiliki kerjasama dengan AS di bidang keamanan, tetapi sampai sejauh ini tidak ada dari mereka yang menyatakan keinginan untuk mengikuti seruan AS tersebut.


Washington kemudian memperluas koalisinya ke Kanada, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Langkah itu mendapat kecaman dari Beijing.

“Para pejabat AS menyadari tantangan dalam mencoba membujuk negara-negara lain untuk menyelaraskan kepentingan mereka dengan upaya AS dan Eropa untuk mengisolasi Rusia,” kata Jakes dan Wong dalam artikelnya.

Uganda, Pakistan dan Vietnam menuduh koalisi pimpinan AS berusaha melawan Rusia dengan meniadakan kemungkinan pembicaraan damai lewat bantuan militer ke Ukraina.

Barat juga meningkatkan tekanan pada Moskow untuk menjatuhkan sanksi, dengan beberapa negara mengumumkan pembekuan aset Rusia. Berbagai perusahaan pun meninggalkan negara itu.

Tidak berhenti sampai di situ deraan yang diterima Rusia, Uni Eropa bahkan telah menyetujui enam paket sanksi yang mempertimbangkan embargo bertahap pada impor batu bara dan minyak pada khususnya.

Namun, hingga saat ini Rusia berhasil memulihkan rubel. Itu karena Kremlin menjaga hubungan baiknya dengan  negara-negara BRICS, juga dengan Venezuela dan Thailand.

BRICS terdiri dari Brasil, Rusia, India, Tiongkok, dan Afrika Selatan. Ini adalah kelompok lima negara yang pertumbuhan ekonominya pesat. Akronim ini pertama dicetuskan oleh Goldman Sachs pada tahun 2001.

Apa yang dilakukan Barat adalah perang ekonomi yang tiada duanya, yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Kremlin mengatakan, kebijakan penahanan dan pelemahan Rusia adalah strategi jangka panjang Barat. Sanksi itu sendiri akan berdampak luas bukan saja untuk Rusia, tetapi juga berimbas dan memberikan pukulan serius bagi seluruh ekonomi dunia.

Presiden Vladimir Putin pernah mengatakan,  tujuan utama Amerika Serikat dan Eropa adalah membuat kehidupan jutaan orang menjadi lebih buruk.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya