Berita

Gurubesar Hukum Pidana dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Profesor Romli Atmasasmita/Net

Politik

Profesor Romli Heran, Kelompok Anti-KPK yang Sakit Hati Makin Menjadi-jadi

JUMAT, 10 JUNI 2022 | 14:48 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Sejak pemerintah melakukan revisi terhadap UU KPK tahun 2019 lalu, kelompok anti-KPK semakin menjadi-jadi. Mereka selalu mencari celah untuk mengusik kepemimpinan Firli Bahuri cs.

Padahal pola kerja KPK di era Firli tidak beda jauh dari KPK era Abraham Samad dan Bambang Widjojanto (BW). Sebab lebih sebanyak 90 persen penyidik KPK tidak keluar dari komisi antirasuah tersebut.

Begitu kata Gurubesar Hukum Pidana dari Universitas Padjadjaran (Unpad), Profesor Romli Atmasasmita menanggapi isu pembubaran KPK yang didengungkan oleh mantan pegawai KPK.

“Di tengah-tengah kerja keras KPK dan Polri plus pengadilan tipikor, stigmatisasi bahwa KPK Firli buruk terus digaungkan oleh eks pegawai KPK hanya karena sakit hati tidak lolos TWK (tes wawasan kebangsaan),” ujarnya kepada wartawan, Jumat (10/6).

Menurutnya, koreksi internal KPK lebih sehat dan adil daripada usulan pembubaran KPK. Ide tentang koreksi internal ini bahkan pernah didengungkan oleh Profesor Atmasasmita di era Abraham Samad dan BW.

“Sebab telah melanggar hak asasi 36 orang-orang yang ditetapkan tersangka tanpa bukti permulaan yang cukup. Termasuk langkah KPK "menekan" hakim-hakim tipikor dengan tujuan memenangkan perkara dan di masa itulah praktik  stigmatisasi terjadi dengan dukungan LSM, yang sebagian dananya diperoleh dari KPK,” ujarnya.

Singkatnya, Profesor Romli tidak setuju dengan mantan pegawai KPK Rasamala Aritonang yang mengusulkan KPK dibubarkan. Usulan Rasamala didasarkan pada hasil survei Indikator Politik Indonesia tentang kepercayaan publik pada KPK.

“Kesimpulan hasil survei yang dijadikan rujukan untuk membubarkan KPK bias arah dan penuh kebencian belaka,” tutupnya.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

UPDATE

Kini Jokowi Sapa Prabowo dengan Sebutan Mas Bowo

Minggu, 28 April 2024 | 18:03

Lagi, Prabowo Blak-blakan Didukung Jokowi

Minggu, 28 April 2024 | 17:34

Prabowo: Kami Butuh NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:15

Yahya Staquf: Prabowo dan Gibran Keluarga NU

Minggu, 28 April 2024 | 17:01

Houthi Tembak Jatuh Drone Reaper Milik AS

Minggu, 28 April 2024 | 16:35

Besok, MK Mulai Gelar Sidang Sengketa Pileg

Minggu, 28 April 2024 | 16:30

Netanyahu: Keputusan ICC Tak Membuat Israel Berhenti Perang

Minggu, 28 April 2024 | 16:26

5.000 Peserta MTQ Jabar Meriahkan Pawai Taaruf

Minggu, 28 April 2024 | 16:20

Kepala Staf Angkatan Darat Israel Diperkirakan Mundur dalam Waktu Dekat

Minggu, 28 April 2024 | 16:12

Istri Rafael Alun Trisambodo Berpeluang Ditersangkakan

Minggu, 28 April 2024 | 16:05

Selengkapnya