Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Perlu Lintasan Kapal yang Aman untuk Keluarkan Biji-bijian Ukraina, Ini Empat Skenario yang Bisa Dipilih

RABU, 08 JUNI 2022 | 14:48 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia menjanjikan akan mendukung pengiriman biji-bijian Ukraina yang aman. Untuk proses pengiriman itu Rusia bersama Turki dan PBB, juga Ukraina tentunya, merundingkan cara-cara untuk menyelesaikan masalah pasokan biji-bijian tersebut.

Turki sendiri sudah menyatakan kesiapannya untuk membuat pusat biji-bijian di Istanbul.

Lintasan kapal yang aman diperlukan untuk pengiriman biji-bijian Ukraina. Namun, menginginkan Rusia mundur saat pengiriman dimulai.


Ada empat kemungkinan untuk rute untuk pengiriman biji-bijian dari Ukraina.

Yang pertama melalui Berdyansk dan Mariupol. Menurut Putin, Rusia siap menyiapkan "logistik yang diperlukan" dan memastikan transportasi gandum yang mudah dari pelabuhan Berdyansk dan Mariupol tanpa prasyarat apa pun.

Jaminan Rusia antara lain, transportasi yang damai dan aman ke pelabuhan, serta keamanan navigasi melalui Laut Hitam dan Laut Azov. Namun, prlu dipastikan bahwa ranjau dari perairan di sebelah pelabuhan Berdyansk dan Mariupol praktis telah dibersihkan.

Yang kedua melalui Odessa. Rusia tidak menentang upaya untuk mengangkut gandum melalui pelabuhan Odessa yang dikuasai Kiev di selatan Ukraina dan siap untuk menjamin perjalanan kapal yang aman.

Menurut Putin, kapal-kapal yang memuat biji-bijian dapat meninggalkan pelabuhan hanya setelah ranjau dikeluarkan dari perairan sekitarnya, dan kapal-kapal, yang sebelumnya ditenggelamkan oleh pihak Ukraina, diangkat dari dasar laut. Putin juga meyakinkan bahwa Rusia tidak akan memanfaatkan situasi untuk melakukan serangan laut hipotetis di Odessa.

Bloomberg dalam laporannya menyebutkan bahwa Rusia dan Turki secara tentatif setuju untuk membuka blokir pelabuhan Odessa.

Yang ketiga melalui negara-negara Barat. Putin mengisyaratkan kemungkinan mengangkut gandum melalui Sungai Danube, menuju pelabuhan di Rumania.

Gandum Ukraina juga dapat dikirim dengan kereta api ke Hongaria, Rumania, dan Polandia. Namun, karena lebar jalur kereta api resmi Ukraina adalah 1.520 mm, gerbong perlu disesuaikan dengan standar Eropa 1.435 mm. Prosesnya mungkin memakan waktu.

Yang keempat melalui Belarusia. Transportasi melalui Belarusia tidak memerlukan penyesuaian pengangkutan. Itu juga memungkinkan pengiriman langsung ke pelabuhan Baltik.

Namun, alternatif keempatnya ini ditolak Barat dan Ukraina. Barat pada bulan lalu menjatuhkan sanksi kepada Belarusia yang isinya pelarangan ekspor. sanksi tersebut diluncurkan karena Belarusia dianggap bersekongkol dengan Rusia soal Invasi. Jika alternatif keempat ini dipilih, otomatis Barat harus menarik lagi sanksi tersebut.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya