Ketua KPK RI Firli Bahuri saat melakukan pertemuan bilateral dengan CCDI-NCS secara virtual pada Kamis (2/6)/Ist
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Firli Bahuri memberikan apresiasi kepada Central Commission for Discipline Inspection (CCDI)-National Commission of Supervision of the People's Republic of China (NCS) yang telah memberikan dukungan terhadap Indonesia sebagai Presidensi G20.
Apresiasi itu disampaikan langsung oleh Firli saat melakukan pertemuan bilateral dengan CCDI-NCS secara virtual pada Kamis (2/6).
Dalam pertemuan itu, Firli didampingi oleh Deputi Informasi dan Data KPK, Mochamad Hadiyana; Pelaksana Tugas (Plt) Direktur PJKAKI KPK, Budi Santoso; perwakilan Kementerian Luar Negeri, perwakilan Direktorat Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata, dan perwakilan Direktorat Hukum dan Perjanjian Internasional.
Sementara dari pihak China, dihadiri oleh
Deputy Secretary of the CCDI and Vice Chairman of the NCS Fu Kui,
Director of the Department of International Cooperation CAI Wei,
Deputy Director of the Department of Asian Affairs of the Ministry of Foreign Affairs Shen Minjuan, dan
Deputy Director of the Department of International Cooperation of the CCDI-NCS OUYANG Baiqing.
Dalam sambutannya, Firli mengapresiasi sekaligus meminta dukungan China kepada Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022 ini.
"Kami berharap, segenap pemerintah dan rakyat China terus memberikan dukungan terhadap empat isu utama yang diusung Indonesia dalam Anti-Corruption Working Group (ACWG) G20 2022," ujar Firli.
Keempat isu utama yang diusung Indonesia dalam ACWG G20 kata Firli, adalah peningkatan peran audit dalam pemberantasan korupsi; partisipasi publik dalam pendidikan antikorupsi; kerangka regulasi dan supervise peran profesi hukum pada Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU); serta pemberantasan korupsi pada sektor energi baru dan terbarukan. Keempat isu ini untuk menjawab tantangan pemberantasan korupsi global.
"Korupsi merupakan tantangan kita semua, tantangan Indonesia, tantangan China, tantangan global. Sehingga tidak ada cara lain kecuali Indonesia dan China merapatkan barisan kerja sama untuk memberantas korupsi," kata Firli.
Sebelumnya, KPK dan CCDI-NCS telah menjalin kerja sama dalam pencegahan dan pemberantasan korupsi, khususnya dalam pertukaran informasi, capacity building, dan tehnical assistance.
Sementara itu, Fu Kui, dalam tanggapannya, menyampaikan selamat dan dukungannya kepada Indonesia sebagai Presidensi G20. Fu memastikan bahwa pihaknya bersedia melakukan kerja sama dengan Indonesia dalam kerangka ACWG G20.
China berharap dalam ACWG G20, Indonesia bisa mendorong dan mengimplementasikan rencana dan aksi-aksi antikorupsi tahun 2022-2024, khususnya pada isu kerja sama antikorupsi internasional.
"Sehingga kerja sama antikorupsi di G20 bisa memainkan peranan yang lebih penting dalam tata kelola antikorupsi di seluruh dunia," kata Fu.
Fu melihat, di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan Presiden Xi Jinping, menunjukkan semangat yang sama yakni mementingkan aspek antikorupsi.
"Kedua pemimpin negara telah menjadikan pekerjaan ini sebagai teladan dan mendorong pekerjaan antikorupsi di masing-masing negara mencapai keberhasilan. Kami bersedia kerja sama dengan Indonesia untuk memperkuat kolaborasi di berbagai bidang, termasuk bidang antikorupsi untuk mendorong kemitraan secara strategis dan komprehensif. Antara kedua negara bisa terus-menerus berkembang dan memberikan kontribusi lebih besar lagi untuk kemakmuran dan kestabilan, baik di kawasan dan di seluruh dunia," pungkas Fu.