Berita

Paus Fransiskus/Net

Dunia

Paus Fransiskus: Jangan Gunakan Gandum sebagai Senjata Perang di Ukraina

KAMIS, 02 JUNI 2022 | 13:15 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Krisis pangan akan sangat membuat susah ribuan bahkan jutaan orang.

Paus Fransiskus pada Rabu (1/5) mengungkapkan keprihatinannya tentang diblokirnya jutaan ton gandum Ukraina. Ia meminta segera dicabut blokade tersebut dan penggunaan makanan pokok 'sebagai senjata perang'.
“Yang sangat memprihatinkan adalah blokade ekspor biji-bijian dari Ukraina, di mana jutaan orang, terutama di negara-negara termiskin, bergantung padanya,” kata Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, Rabu, seperti dikutip dari AFP.

“Tolong jangan gunakan gandum, makanan pokok, sebagai senjata perang,” desaknya.

“Tolong jangan gunakan gandum, makanan pokok, sebagai senjata perang,” desaknya.

Tanpa menyebut nama Rusia, Paus mengatakan bahwa dia menyerukan dilakukannya upaya segera untuk menyelesaikan konflik yang berkecamuk yang telah mengorbankan banyak nyawa dan kerusakan kota-kota. Ia juga mendesak agar pihak-pihak terkait menjamin hak asasi manusia atas pangan.

Blokade Rusia di pelabuhan Laut Hitam Ukraina telah membuat macet ekspor 22 juta ton biji-bijian.

Ukraina dan Rusia dikenal sebagai penghasil gandum dan biji-bijian terbesar di dunia. Ukraina juga dikenal sebagai "keranjang roti Eropa". Macetnya distribusi gandum dan biji-bijian sejak invasi Rusia di Ukraina, memicu kekhawatiran akan krisis pangan global.

Paus Fransiskus menyampaikan seruannya pada akhir audiensi Rabu yang disiarkan langsung. Paus berbicara sehari setelah dia mempersembahkan rosario untuk perdamaian di Ukraina dan di seluruh dunia di Basilika St. Mary Major Roma.

“Kami telah menguduskan negara-negara yang bertikai ke Hatimu yang Tak Bernoda dan meminta hadiah besar berupa pertobatan hati. Kami yakin bahwa dengan senjata doa, puasa, sedekah, dan karunia rahmatMu, hati manusia dan nasib seluruh dunia dapat diubah,” kata Paus dalam ucapan doanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya