Berita

Direktur Jenderal Badan Keamanan Nasional (NSA) Paul Nakasone/Net

Dunia

AS Akui Bantu Ukraina Lakukan Serangan Siber ke Rusia

KAMIS, 02 JUNI 2022 | 09:59 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Amerika Serikat akhirnya mengakui telah membantu Ukraina melakukan serangan dunia maya untuk melumpuhkan Rusia.

Berbicara dengan Sky News, Rabu (1/6), Direktur Jenderal Badan Keamanan Nasional (NSA) Paul Nakasone mengatakan bahwa untuk melakukan operasi ofensifnya, Amerika menerjunkan spesialis Komando Siber AS ke Ukraina.

Dalam wawancara yang dilakukan di sela-sela konferensi siber di Estonia itu Nakasone juga mengungkapkan bahwa penyadap AS melakukan perang informasi, dengan bantuan perusahaan media seperti CNN.


Dalam wawancara dengan Sky, sang jenderal mengatakan spesialis siber AS telah dikerahkan ke 16 negara di luar negeri atas undangan pemerintah sekutu mereka, untuk berburu mencari peretas asing dan mengidentifikasi alat yang mereka gunakan.

“Kami pergi pada Desember 2021 atas undangan pemerintah Kiev untuk datang dan berburu bersama mereka. Kami tinggal di sana selama hampir 90 hari,” kata Nakasone.

Tim ini meninggalkan Ukraina pada bulan Februari, bersama dengan semua pasukan AS lainnya, menjelang serangan Rusia.

Nakasone juga mengkonfirmasi – untuk pertama kalinya, menurut Sky – bahwa AS melakukan operasi peretasan ofensif untuk mendukung Ukraina.

"Kami telah melakukan serangkaian operasi di seluruh spektrum penuh, ofensif, defensif, dan operasi informasi," kata Nakasone.

Menurut sang jenderal, perbedaan antara perang informasi Rusia dan AS adalah bahwa Moskow berbohong sementara Washington mengatakan yang sebenarnya. Sebagai contoh, dia mengutip kasus tahun 2020 tentang “peternakan troll” yang katanya sedang dikembangkan Rusia di Afrika. NSA dan Komando Cyber ​​merespons dengan memberi tahu FBI dan juga CNN.

Pejabat intelijen AS mengakui kepada NBC News pada bulan April bahwa mereka telah membocorkan informasi intelijen ke media tentang konflik di Ukraina yang "tidak solid" atau dibuat-buat dalam beberapa kesempatan, untuk memenangkan "perang info" melawan Rusia.

"Informasi yang salah adalah bagian dari upaya untuk merusak propaganda Moskow dan mencegah Rusia mendefinisikan bagaimana perang dirasakan di dunia,” kata mereka.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya