Berita

Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet /Net

Dunia

Dituding Batasi Kunjungan Bachelet, China: Amerika yang Sebenarnya Tidak Peduli HAM

RABU, 01 JUNI 2022 | 13:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Tudingan Amerika Serikat bahwa China membatasi dan memanipulasi kunjungan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet mendapat serangan balik dari Beijing.

Kementerian Luar Negeri China mengatakan AS sengaja membuat komentar miring dengan maksud untuk mencemarkan nama baik China.

"Anda tidak bisa membangunkan orang yang berpura-pura tidur," kata juru bicara Kemenlu China Zhao Lijian, mengecam kebohongan dan rumor AS yang berulang tentang Xinjiang, seperti dikutip dari Global Times, Rabu (1/6).


Tanggapan Zhao datang setelah pernyataan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada Sabtu, yang mengatakan kondisi yang diberlakukan China pada kunjungan Bachelet tidak memungkinkan penilaian yang lengkap dan independen terhadap lingkungan hak asasi manusia.

"Pengaturan kegiatan selama kunjungan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Michelle Bachelet didasarkan pada keinginannya sendiri dan konsultasi penuh dari kedua belah pihak. Bachelet mengatakan pada dirinya sendiri dalam konferensi pers bahwa dia memiliki pertukaran tanpa pengawasan yang luas selama kunjungannya. Di mana batasannya? dan manipulasi?" kata Zhao.

Zhao mengatakan melalui pembicaraan, pertukaran dan kunjungan, Bachelet telah memperdalam pemahaman dan pengakuan tentang jalur pengembangan hak asasi manusia China, dan melihat sendiri Xinjiang yang aman, stabil, dan meningkat di mana orang-orang tinggal dan bekerja dalam damai dan kebahagiaan.

Zhao justru menunjukkan bahwa AS lah yang tidak peduli tentang situasi hak asasi manusia, tetapi menggunakannya sebagai dalih untuk mencemarkan nama baik, menekan dan menahan China, mendesak Komisi Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia untuk melakukan penyelidikan dan membentuk laporan tentang masalah hak asasi manusia di Amerika.

"AS terus campur tangan di negara lain tetapi menutup mata terhadap pelanggaran hak asasi manusia domestiknya sendiri," kata Zhao, menyebutkan penembakan massal yang mengerikan di sebuah sekolah Texas dan diskriminasi rasial sistematis yang mengakar yang dihadapi oleh Afrika dan Asia-Amerika.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya