Berita

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova/Net

Dunia

Diplomat Rusia Kecam Komentar Menlu Inggris tentang Pengaruh Rusia di Balkan

SELASA, 31 MEI 2022 | 06:47 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Komentar pedas Menteri Luar Negeri Inggris Liz Truss tentang dugaan campur tangan Rusia di Balkan dan 'pengaruh jahat Rusia', mendapat respon peras dari Kementerian Luar Negeri Rusia.

Lewat juru bicaranya, Maria Zakharova, kementerian mengecam apa yang dikatakan Truss bahwa Inggris tidak akan membiarkan Rusia mencampuri urusan Bosnia dan akan memberikan sanksi jika itu terjadi.

"Menteri Luar Negeri Rusia Liz Truss, yang dikenal sebagai ahli sejarah dan geografi, memperingatkan orang-orang di Bosnia dan Herzegovina agar tidak mempercayai Rusia karena 'pengaruh jahatnya' di kawasan itu," kata Zakharova dalam sebuah posting di Telegram-nya, Senin (305).


Zakharova kemudian menyinggung bagaimana  NATO menjadi "pengaruh yang sangat merusak" sehingga akhirnya terjadi pemboman besar-besaran di Yugoslavia.
"Liz Truss tahu tentang invasi Tatar-Mongol ke Ukraina, tetapi dia tidak tahu soal pemboman NATO di Beograd? Kemudian beberapa contoh pengaruh Barat di Balkan mungkin menarik baginya," tulis Zakharova.

Ia juga mengingatkan, pada awal Perang Dunia II, pemerintah Yugoslavia "memohon bantuan orang-orang Inggris" dalam menghadapi Reich Ketiga, tetapi London mengabaikannya dan bahkan memanfaatkan perang untuk mengejar kepentingannya sendiri di Eropa.

Pada 1990-an, Inggris sebagai bagian dari koalisi barat menutupi perdagangan manusia oleh orang Albania Kosovo, serta perdagangan segala macam barang terlarang, termasuk senjata, kata Zakharova, seraya menambahkan bahwa tindakan negara itu di kawasan itu "lebih merusak. dari bubuk dan bom, dan lebih mematikan dari wabah".
Truss mengatakan, campur tangan Rusia di Bosnia sudah sangat jelas terlihat, yang bisa menjadi ancaman bahwa Balkan akan kembali ke "hari-hari kelam" di sekitar tahun 1990-an, di mana konflik antar etnis meletus dan menewaskan ribuan orang, yang terjadi setelah Yugoslavia terbagi.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya