Berita

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi/Net

Politik

Muslim Arbi: Kenapa Utang Pertamina Masih 191 T, Utang Pemerintah Mengalir ke Mana

MINGGU, 22 MEI 2022 | 07:43 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Rakyat Indonesia mulai bertanya-tanya tentang arah aliran utang yang diambil pemerintah selama ini. Pasalnya, perusahaan BUMN sekelas Pertamina dan PLN tetap mengalami kerugian meskipun sudah utang lebih dari Rp 7 ribu triliun.

Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi mengatakan, publik tidak mengetahui ke mana utang yang kini sudah mencapai Rp 7 ribu triliun lebih.

Sementara di satu sisi, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengumumkan bahwa kerugian di Pertamina telah mencapai Rp 191 triliun. Sedangkan PLN turut mengalami hal serupa dengan nilai kerugian Rp 71 triliun.


"Kenapa kerugian saja yang diumumkan. Dan juga besaran utang diumumkan. Padahal untuk PLN dan Pertamina, rakyat bayar cash dalam transaksi gunakan BBM dan Listrik. Dan BBM naik terus, juga tarif listrik naik terus," ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (22/5).

Menurut Muslim, rakyat seharusnya diberitahu alasan Pertamina dan PLN mengalami kerugian yang nilainya sangat besar.

"Kenapa rugi puluhan T? Jika rugi terus, berarti negara ini sudah bangkrut keuangannya. Demikian juga utang menumpuk, dan beban utang itu pasti rakyat yang tanggung,” ujarnya.

“Ke mana utang-utang itu dibelanjakan, rakyat tidak diberitahu. Utang pemerintah mengalir ke mana,“ lanjut Muslim.

Muslim pun turut menyayangkan sikap diamnya DPR RI atas menumpuknya utang yang diakibatkan karena pemerintah tidak punya terobosan cari pemasukan untuk kas negara.

"Melainkan hanya bisanya utang dan utang terus. Salah kelola negara sehingga perusahaan BUMN merugi terus menerus dan utang yang menumpuk saat ini, ini bukti rezim Jokowi bangkrutkan negara," pungkas Muslim.

Dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sektor energi, PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) mengalami kerugian dalam jumlah cukup besar.

Saat Rapat Kerja (Raker) dengan Banggar DPR RI pada Kamis kemarin (19/5), Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani mengatakan bahwa kerugian itu tidak terlepas dari lonjakan harga komoditas energi, yakni batubara dan minyak mentah yang jadi bahan baku produksi kedua BUMN tersebut.

"Untuk Pertamina tadi kita lihat arus kas defisitnya estimasinya mencapai 12,98 miliar dolar AS (Rp191,2 triliun)," kata Sri Mulyani dalam , Kamis (19/5/2022).

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya