Berita

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan/Net

Dunia

Tegas Tolak Finlandia dan Swedia Masuk NATO, Erdogan: Tidak Perlu Repot-repot Membujuk Turki

SELASA, 17 MEI 2022 | 07:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Sikap tegas kembali ditunjukkan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan terkait langkah Finlandia dan Swedia untuk masuk menjadi anggota aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

Erdogan dalam pernyataannya, Senin (16/5) mengatakan bahwa Turki tidak akan berkata "ya" ke kedua negara nordik untuk masuk ke aliansi militer pimpinan AS tersebut, menambahkan bahwa setiap upaya untuk membujuk Ankara untuk mengubah posisinya akan sia-sia.

Turki sebelumnya telah memperingatkan bahwa mereka mungkin menentang langkah itu, dengan Erdogan menyebut kedua negara Nordik itu sebagai “rumah tamu bagi organisasi teroris.” Dia mengacu pada separatis Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan Front Pembebasan Rakyat Revolusioner (DHKP/C), yang telah dilarang oleh Ankara.

“Negara-negara ini tidak memiliki sikap tegas yang jelas terhadap organisasi teroris. Swedia adalah pusat inkubasi organisasi teroris. Mereka membawa teroris untuk berbicara di parlemen mereka," kata Erdogan, seperti dikutip dari AP, Selasa (17/5).

"Kami tidak akan mengatakan 'ya' kepada mereka yang bergabung dengan NATO, sebuah organisasi keamanan. Mereka akan datang pada hari Senin untuk meyakinkan kami. Maaf, mereka tidak perlu repot,” lanjutnya.

Kementerian Luar Negeri Swedia mengatakan pada hari Senin bahwa pejabat senior dari Helsinki dan Stockholm akan melakukan perjalanan ke Turki untuk membahas masalah tersebut. Erdogan, bagaimanapun, menunjukkan pada konferensi pers bahwa pembicaraan seperti itu tidak masuk akal.

Untuk bergabung dengan blok tersebut, tawaran keanggotaan suatu negara harus disetujui dengan suara bulat oleh semua 30 anggota. Kemungkinan Ankara akan ditekan oleh AS untuk membalikkan keberatannya.

Wakil Sekretaris Jenderal NATO Mircea Geoana sebelumnya mengatakan dia yakin organisasinya akan mampu mengatasi keberatan Turki.

Finlandia dan Swedia memutuskan untuk mempertimbangkan kembali kebijakan non-blok mereka yang sudah berlangsung lama menyusul perubahan besar dalam opini publik di tengah konflik yang sedang berlangsung di Ukraina. Menurut jajak pendapat baru-baru ini, mayoritas di kedua negara sekarang mendukung keanggotaan NATO.

Keputusan negara-negara untuk mengajukan keanggotaan NATO telah dikutuk oleh Moskow. Menurut pendapat Presiden Rusia Vladimir Putin, perkembangan baru memperburuk situasi keamanan internasional yang sudah rumit.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

UPDATE

Pengukuhan Petugas Haji

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:04

Chili Siap Jadi Mitra Ekonomi Strategis Indonesia di Amerika Selatan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 04:02

Basri Baco: Sekolah Gratis Bisa Jadi Kado Indah Heru Budi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:42

Pemprov DKI Tak Ingin Polusi Udara Buruk 2023 Terulang

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:24

Catat, Ganjil Genap di Jakarta Ditiadakan 9-10 Mei

Sabtu, 04 Mei 2024 | 03:22

BMKG Prediksi Juni Puncak Musim Kemarau di Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:27

Patuhi Telegram Kabareskrim, Rio Reifan Tak akan Direhabilitasi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:05

Airlangga dan Menteri Ekonomi Jepang Sepakat Jalankan 3 Proyek Prioritas Transisi Energi

Sabtu, 04 Mei 2024 | 02:00

Zaki Tolak Bocorkan soal Koalisi Pilkada Jakarta

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:35

Bertemu Wakil PM Belanda, Airlangga Bicara soal Kerja Sama Giant Sea Wall

Sabtu, 04 Mei 2024 | 01:22

Selengkapnya