Berita

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov/Net

Dunia

Rusia Ungkap Alasan Sedikit Lebih Santai Tanggapi Bergabungnya Swedia dan Finlandia dengan NATO

SELASA, 17 MEI 2022 | 06:57 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Rusia menentang keras Finlandia dan Swedia bergabung dengan NATO dan mengatakan akan melakukan langkah-langkah tertentu.

Meski demikian, kemarahan Rusia terhadap keduanya, tidak sebesar kemarahannya terhadap Ukraina jika Kiev bergabung dengan aliansi tersebut.
Ini kemudian menimbulkan tanya tentang beda cara pandang Moskow.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menjelaskan alasan mengapa aspirasi NATO di Ukraina lebih memprihatinkan bagi Rusia daripada Finlandia dan Swedia.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov menjelaskan alasan mengapa aspirasi NATO di Ukraina lebih memprihatinkan bagi Rusia daripada Finlandia dan Swedia.

“Kami tidak memiliki sengketa teritorial dengan Finlandia atau Swedia. Ukraina berpotensi menjadi anggota NATO, dan dalam hal ini Rusia akan memiliki sengketa wilayah dengan negara yang berpartisipasi dalam aliansi tersebut, yang akan membawa risiko besar bagi seluruh benua,” kata Peskov kepada wartawan, seperti dikutip dari RT, Senin (16/5).

Peskov mengacu pada situasi di sekitar Krimea, yang sebagian besar memilih untuk berpisah dengan Ukraina dan menjadi bagian dari Rusia selama referendum 2014. Namun, Kiev telah menyebut semenanjung – yang memiliki mayoritas berbahasa Rusia – sebagai “wilayah pendudukan” dan telah bersumpah untuk mengambil kendali atasnya.

Memastikan Ukraina menjadi negara netral yang tidak akan pernah bergabung dengan NATO, menjadi salah satu alasan utama digelarnya operasi militer 24 Februari.

"Moskow masih memantau kemungkinan perluasan NATO terbaru dengan cara yang paling detail untuk mengevaluasi konsekuensinya bagi keamanan nasional Rusia," ujar Peskov.

“Kami tidak yakin bahwa masuknya Swedia dan Finlandia -yang berbagi perbatasan darat 1.340 kilometer (832 mil) dengan Rusia- akan memperkuat dan meningkatkan arsitektur keamanan di benua kami,” kata Peskov.

Swedia dan Finlandia tetap berada di luar blok pimpinan AS selama Perang Dingin. Namun, sejak invasi Rusia ke Ukraina, keduanya mengubah pendirian dan memilih bergabung dengan NATO. 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya