Berita

Ilustrasi /Net

Dunia

Larangan Ekspor Gandum India Membuat Harga Global Jadi Tak Terkendali

SENIN, 16 MEI 2022 | 18:48 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Harga gandum global naik menuju ke angka tertinggi setelah India memberlakukan larangan ekspor gandumnya.

Pada nilai indeks Chicago, harga gandum naik sebanyak 5,9 persen menjadi 12,47 dolar AS per gantang, level tertinggi dalam dua bulan, atau dalam ukuran lainnya melonjak menjadi 453 dolar AS per ton saat pasar Eropa dibuka.

Harga gandum global telah meningkat lebih dari 60 persen tahun ini, didorong oleh gangguan dari invasi Rusia ke Ukraina. Kedua negara Eropa tersebut menyumbang hampir sepertiga dari ekspor gandum dunia.


India, produsen gandum terbesar kedua di dunia setelah China, telah mengisi celah di pasar yang disebabkan oleh penurunan produksi dari Ukraina.

India kurang lebih mengekspor 10 juta ton gandum pada tahun lalu, bahkan ketika cuaca buruk mengurangi hasil panen eksportir besar lainnya.

Tetapi Perdana Menteri India Narendra Modi telah menghentikan ekspor tersebut. New Delhi mengatakan pihaknya memperkenalkan larangan tersebut, dengan beberapa pengecualian.

“Ini dilakukan untuk mengelola keamanan pangan negara kami secara keseluruhan dan untuk mendukung kebutuhan negara tetangga dan negara-negara rentan lainnya,” ujar pernyataan resmi Pemerintahan India, dimuat oleh FT, Senin (16/5).

Harga gandum di India telah naik ke rekor tertinggi, di beberapa pasar spot mencapai 320 dolar AS per ton, jauh di atas harga dukungan minimum pemerintah sebesar 260 dolar AS per ton.

“Itu bukan gandum saja, kenaikan harga di seluruh sektor kebutuhan pokok telah menimbulkan kekhawatiran tentang inflasi dan itulah mengapa pemerintah harus melarang ekspor gandum,” ujar pejabat senior pemerintah India kepada Al-Jazeera, Sabtu (14/5).

Bisa dikatakan kejadian dan dampaknya mirip sekali dengan apa yang dilakukan oleh Presiden RI Joko Widodo saat dirinya melarang ekspor CPO pada 22 April 2022.

Disaat itu, Indonesia sedang mengalami lonjakan harga minyak goreng berasal dari sawit, dan harganya berkisar 2 kali lipat dari harga normal.

Tak lama setelah larangan ekspor CPO berlangsung, harga minyak kedelai global melonjak ke rekor tertinggi, naik sekitar 4,5 persen.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya