Berita

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev /Net

Dunia

Medvedev: Jika Sanksi Rusia Diteruskan, Maka Hegemoni Amerika Akan Runtuh

SABTU, 14 MEI 2022 | 21:07 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah menyatakan bahwa sanksi yang dijatuhkan pada negaranya akan memiliki berbagai konsekuensi global, salah satunya adalah runtuhnya hegemoni Amerika Serikat (AS).

Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari tahun ini, yang mengakibatkan Barat memberlakukan sanksi ekonomi yang ketat dan menghukum negara-negara yang akan berbisnis dengan Moskow.

Akibat sanksi tersebut, Rusia kini menghadapi krisis ekonomi dan meratapi masa depan yang tidak pasti.

Tapi itu tidak menghentikan Medvedev untuk mengkritik AS dan sekutunya. Dia mengatakan bahwa efek dari sanksi ini akan terasa di seluruh dunia.

Medvedev membuat serangkaian prediksi di saluran Telegram-nya pada Jumat (13/5), di mana ia menguraikan dampak sanksi Rusia kepada rantai pasokan, inflasi, dan krisis pangan global.

Menurutnya, banyak aspek kehidupan bagi warga dunia, akan terpengaruh.

Dia juga memperkirakan, pembatasan tersebut akan merugikan sistem keuangan global, berpotensi memicu krisis moneter dan keuangan di beberapa negara atau blok sebagai akibat dari terganggunya stabilitas sejumlah mata uang nasional, menimbulkan merajalelanya inflasi, dan rusaknya stabilitas ekonomi global.

“Konflik militer regional baru akan muncul di tempat-tempat di mana situasinya belum diselesaikan secara damai selama bertahun-tahun atau di mana kepentingan substansial dari pemain internasional utama diabaikan. Teroris akan menjadi aktif yang berpikir bahwa otoritas Barat saat ini dialihkan oleh pertikaian dengan Rusia," tulisnya di Telegram, dikutip Newsweek.

Dia lebih lanjut mengatakan bahwa "runtuhnya gagasan tentang dunia yang berpusat pada Amerika" karena semua ini akan menyoroti kelemahan konsep hubungan internasional Barat.

Dikatakan bahwa sanksi itu bisa menjadi pendorong untuk terbentuknya tatanan dunia baru, yang sebelumnya dikatakan akan disambut baik oleh Moskow.

Ia menulis bagaimana "aliansi internasional baru negara-negara berdasarkan kriteria Anglo-Saxon pragmatis ketimbang ideologis akan dibentuk".

“Akibatnya, akan tercipta arsitektur keamanan baru. Ini akan menyoroti kelemahan konsep hubungan internasional yang kebarat-baratan seperti 'keteraturan berdasarkan aturan',” tutupnya.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Telkom Buka Suara Soal Tagihan ‘Telepon Tidur’ Rp9 Triliun Pertahun

Kamis, 25 April 2024 | 21:18

UPDATE

Lanal Banten dan Stakeholder Berjibaku Padamkan Api di Kapal MT. Gebang

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:55

Indonesia Tetapkan 5,5 Juta Hektare Kawasan Konservasi untuk Habitat Penyu

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:41

Kepercayaan Global Terus Meningkat pada Dunia Pelayaran Indonesia

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:27

TNI AU Distribusikan Bantuan Korban Banjir di Sulsel Pakai Helikopter

Minggu, 05 Mei 2024 | 19:05

Taruna Jadi Korban Kekerasan, Alumni Minta Ketua STIP Mundur

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:42

Gerindra Minta Jangan Adu Domba Relawan dan TKN

Minggu, 05 Mei 2024 | 18:19

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Jadi Lokasi Mesum, Satpol PP Bangun Posko Keamanan di RTH Tubagus Angke

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:24

Perbenihan Nasional Ikan Nila Diperluas untuk Datangkan Cuan

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:59

Komandan KRI Diponegoro-365 Sowan ke Pimpinan AL Cyprus

Minggu, 05 Mei 2024 | 16:52

Selengkapnya