Berita

Mayat-mayat digali dan disimpan dalam deretan gerbong kereta berpendingin yang ditumpuk dengan mayat Rusia/Net

Dunia

Mayat Tentara Rusia Bertebaran, Ukraina akan Menguburkannya sebagai Orang yang Tidak Dikenal

KAMIS, 12 MEI 2022 | 15:00 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Uni Khusus Ukraina mengumpulkan mayat-mayat tentara Rusia yang mereka temukan di beberapa lokasi.

Tidak disebutkan jumlah pastinya, tetapi mereka mengatakan selama berminggu-minggu, gabungan pasukan khusus dan militer serta sipil itu telah mengumpulkan banyak mayat tentara Rusia.

Mayat-mayat itu digotong, diangkut dari ladang, hutan, dan reruntuhan di sekitar pinggiran Ukraina.


Walaupun mereka adalah musuh, tim gabungan tetap berupaya mengumpulkan mayat itu untuk dikumpulkan dan diangkut ke lokasi penguburan.

"Jika mereka (pasukan Rusia) tidak melakukan apa yang seharusnya mereka lakukan sebagai kehormatan, maka kami akan melakukannya untuk menghormati orang mati," kata seorang tentara kepada AFP, Rabu, setelah menggali tubuh seorang tentara Rusia yang terbunuh.

"Tidak masalah apakah dia musuh atau bukan. Ini adalah aturan hukum humaniter internasional," tambahnya. Menyesalkan tidak ada upaya dari Rusia untuk mencari tentara mereka yang tewas.

Perang Rusia di Ukraina telah memakan banyak korban. Saat pasukan Rusia terus merangsek ke beberapa kota, pasukan Ukraina memberikan perlawanan sampai mereka mundur. Saat mundur itulah banyak yang tewas oleh peluru Ukraina, dan sebagian melarikan diri ke perbatasan Belarusia.

Tim forensik juga bergerak menggali kuburan du desa Zavalivka di sebelah barat Kyiv. Penggalian dilakukan setelah laporan menyebutkan ada tentara Rusia yang tewas dan dikuburkan seadanya oleh pasukan teritorial Ukraina beberapa minggu yang lalu.

Penduduk setempat bercerita, tentara Rusia yang sekarat itu meminta air. Kemudian dia tewas diterjang peluru oleh rekan-rekannya sendiri sebelum memutuskan untuk mundur. Cerita itu belum diverifikasi kebenarannya, tetapi banyak yang mengatakan mayat-mayat tentara Rusia tersebar di mana-mana.

"Ada yang ditinggalkan di dekat toko, ditutupi dengan ponco. Dan kemudian orang-orang kami menguburkannya," kata seorang warga.

Tim forensik yang menggali kuburan untuk mengangkut mayat-mayat itu bekerja dengan hati-hati agar tidak merusak kondisi mayat. Mereka berpakaian hazmat saat melakukan penggalian. Mereka juga mencoba mencari identitas dari setiap mayat yang ditemukan.

Setelah mayat-mayat itu ditemukan dan dikumpulkan, mayat-mayat itu akan disimpan dalam deretan gerbong kereta berpendingin yang ditumpuk dengan mayat Rusia lainnya.

"Kamar mayat bergerak" itu menyimpan banyak kisah tentang tubuh-tubuh tentara yang sebagian sudah tidak dikenali lagi, bukan saja karena kondisinya yang sudah membusuk, tetapi juga karena tidak ada tanda pengenal yang ditemukan.

Sampai saat ini, Ukraina mengatakan para pejuangnya telah membunuh lebih dari 20.000 pasukan Rusia sejak awal invasi. Rusia telah menempatkan jumlah kematiannya jauh lebih rendah daripada klaim Kyiv yaitu 1.351 dalam pembaruan terakhir yang dikeluarkan pada 25 Maret.

Kedua belah pihak disebut-sebut menutupi jumlah korban, dan membesar-besarkan jumlah korban lawannya.

Namun di luar itu, ada catatan miris tentang sebuah sumpah yang berbunyi; "Kami bersatu, tidak akan saling meninggalkan satu sama lain", yang nyatanya hanyalah bualan belaka. Keetika rekan sekarat dan mereka harus pergi, maka mereka akan pergi. Membiarkan tubuh penuh luka itu terkapar menjadi  mayat, atau malah membunuhnya sekalian agar penderitaan segera tamat.

"Mereka memiliki dongeng yang indah bahwa mereka tidak meninggalkan orang-orang mereka sendiri, tapi itu benar-benar dongeng," kata Kolonel Volodymyr Lyamzin saat dia mengawasi pemindahan mayat di Zavalivka.

Sejak upaya pengumpulan mayat diluncurkan dalam beberapa pekan terakhir, sekitar 200 mayat tentara Rusia telah diambil dan disimpan di Ukraina, dengan sebagian besar ditemukan di pinggiran ibukota, menurut tim forensik.

Pejabat Ukraina menuduh pasukan Rusia menyebarkan krematorium mobil untuk membuang mayat tentara mereka.

Sampai saat ini, Moskow tidak menunjukkan minat untuk memfasilitasi pemulangan mereka yang telah meninggal, meskipun ada upaya dari pihak berwenang Ukrania, menurut Lyamzin.

"Mereka akan disimpan di lemari es seluler kami selama dibutuhkan," katanya.

Jika pemerintah Rusia tidak mengambilnya setelah beberapa waktu, maka pihak berwenang Ukraina akan mengeluarkan resolusi bahwa mayat-mayat ini akan dimakamkan di sini di Ukraina. Yang memiliki tanda pengenal akan kami beri nama pada nisannya. Untuk yangt tidak punya tanda pengenal akan dikuburkan sebagai orang yang tidak dikenal.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya