Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Rusia Tuding Ukraina Sebarkan Penyakit TB ke Anak-anak Luhansk Lewat Media Uang Palsu

KAMIS, 12 MEI 2022 | 12:49 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Pernyataan mengejutkan datang dari Moskow. Kementerian Pertahanan Rusia mengklaim bahwa Ukraina mencoba menginfeksi penduduk pro-Rusia di Republik Rakyat Luhansk dengan tuberkulosis (TB) lewat media uang palsu. Ukraina juga mengizinkan Pentagon melakukan eksperimen pada manusia di bangsal psikiatri Kharkov.

Selama pengarahan pada Rabu (11/5), Kepala Pasukan Perlindungan Radioaktif, Kimia, dan Biologi Rusia, Letnan Jenderal Igor Kirillov mengklaim bahwa pasukan Rusia telah memperoleh bukti yang menunjukkan  Kiev berusaha menginfeksi penduduk distrik Slavyanoserbsk di Republik Rakyat Lugansk (LPR) dengan tuberkulosis pada 2020.

Mereka membagikan uang palsu yang sudah terinfeksi dengan virus penyebab tuberkulosis kepada anak-anak di bawa umur di Desa Stepovoe, menurut keterangan Kirillov. Oknum ini memilih anak-anak kecil sebagai sasaran target, mengingat anak-anak memailiki prilaku malas mencuci tangan sebelum memasukkan makanan ke mulut mereka.


Kirillov menyatakan bahwa hasil studi bakteriologis mengkonfirmasi resistensi bakteri terisolasi yang ditemukan di uang kertas tersebut  terhadap obat anti-TB lini pertama dan kedua, yang berarti bahwa penyakit yang disebabkannya jauh lebih sulit untuk diobati.

Dia melanjutkan dengan mengutip kesimpulan dari stasiun Sanitasi dan Epidemiologi Republik Lugansk, yang menyatakan bahwa “infeksi uang kertas kemungkinan besar buatan, karena bahan tersebut mengandung jenis patogen yang sangat berbahaya dalam konsentrasi yang dapat memastikan infeksi dan perkembangan proses tuberkulosis.”

"Apotek LPR TB juga mencatat tanda-tanda kontaminasi selebaran buatan manusia, dengan biomaterial dengan patogenisitas tinggi," tambah Kirillov.

Pejabat Rusia juga mengklaim bahwa Pentagon telah diduga melakukan eksperimen "tidak manusiawi" pada pasien dari setidaknya dua institusi psikiatri di Kharkov.

“Kategori utama subjek eksperimen adalah sekelompok pasien laki-laki yang sangat kelelahan secara fisik berusia antara 40 hingga 60 tahun,” kata Kirillov.

Kirillov mengatakan bahwa eksperimen tersebut dijalankan langsung oleh spesialis asing yang tiba di Ukraina melalui negara pihak ketiga untuk menyembunyikan keterlibatan AS.

Dia mengatakan para spesialis tiba-tiba dievakuasi dari negara itu awal tahun ini, tak lama sebelum operasi militer Rusia dimulai.

“Pada Januari 2022, warga asing yang melakukan eksperimen segera dievakuasi, dan peralatan serta obat-obatan yang mereka gunakan dibawa ke wilayah barat Ukraina,” katanya.

Pekan lalu, kepala Komite Investigasi Rusia, Alexander Bastrykin, mengatakan bahwa pihaknya dengan jelas mengidentifikasi beberapa orang Amerika yang terlibat dalam penelitian biologi militer di Ukraina, termasuk karyawan Pentagon, serta perusahaan yang terkait erat dengan militer AS.

"Menurut perkiraan Rusia, Washington menggelontorkan lebih dari 224 juta dolar AS untuk penelitian biologi di negara itu antara tahun 2005 dan awal 2022," kata Bastrykin.

Klaim Rusia soal "fasilitas penelitian biologi" di Ukraina dibenarkan pejabat AS, tetapi mengatakan Washington hanya memberikan apa yang mereka sebut "bantuan" untuk upaya yang tidak melibatkan pengembangan senjata biologis.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya