Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Ukraina Hentikan Aliran Gas Rusia

RABU, 11 MEI 2022 | 13:10 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ukraina akan menghentikan aliran gas Rusia yang selama ini mengirimkan hampir sepertiga dari bahan bakar yang diekspor Rusia ke Eropa.

Operator gas Ukraina mengumumkan akan mengalihkan gas dari titik transit Sokhranivka, yang terletak di wilayah Ukraina yang diduduki Rusia. Gas dengan demikian akan dialihkan ke titik transit lain di daerah yang masih di bawah kendali pemerintah Ukraina.

Penangguhan, yang memengaruhi aliran gas melalui rute Sokhranivka, akan berlaku mulai 11 Mei.


GTSOU, operator pipa gas alam milik negara Ukraina, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka tidak dapat beroperasi di stasiun kompresor gas Novopskov karena "gangguan pasukan pendudukan dalam proses teknis."

GTSOU mendeklarasikan "force majeure", sebuah klausa yang dipanggil saat bisnis terkena sesuatu di luar kendalinya.

Dikatakan aliran gas yang terkena dampak dapat dialihkan ke tempat lain, ke titik interkoneksi Sudzha yang terletak di wilayah yang dikendalikan oleh Ukraina. Tetapi Gazprom, yang memasok gas yang dikirim melalui pipa, mengatakan ini "secara teknologi tidak mungkin."

Dikatakan tidak ada bukti "force majeure" atau hambatan untuk melanjutkan aliran gas seperti sebelumnya.

Ukraina tetap menjadi rute transit utama untuk gas Rusia ke Eropa bahkan setelah invasi Rusia dimulai pada 24 Februari. Eropa telah khawatir sejak dimulainya perang bahwa Rusia akan mematikan gas sebagai pembalasan atas sanksi, tetapi sampai sekarang gas terus mengalir.

Mengingat ketidakpastian, negara-negara Eropa sedang mencari pasokan bahan bakar alternatif. Rencana percepatan pembangunan terminal gas alam cair (LNG) mendapat persetujuan dari kabinet Jerman pada 10 Mei.

Energi adalah salah satu topik yang akan dibahas pada 10 Mei dalam pertemuan antara Perdana Menteri Italia Mario Draghi dan Presiden AS Joe Biden di Gedung Putih. Terlepas dari ketergantungan Italia pada gas Rusia, Draghi telah menjanjikan dukungan untuk sanksi Uni Eropa terhadap sektor energi Rusia.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya