Berita

Aksi 212/Net

Politik

Bagi Mujahid 212, Jokowi Presiden Terburuk Sepanjang Sejarah Indonesia

MINGGU, 08 MEI 2022 | 11:53 WIB | LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL

Joko Widodo dinilai sebagai presiden terburuk sepanjang sejarah Indonesia berdiri. Alasannya, karena Jokowi sedari awal terkesan memaksakan diri memimpin pemerintahan negara, sementara di satu sisi memiliki kemampuan yang terbatas.

Penilaian itu disampaikan oleh pengamat hukum dan politik Mujahid 212, Damai Hari Lubis yang menganggap bahwa Jokowi memaksakan diri untuk memimpin negara ini.

"Ini sebuah fakta. Mentang-mentang rakyat negeri ini sabar, tidak berupaya serius menurunkan paksa dirinya di tengah jalan, malah seperti “ngelunjak”, kepingin tambah periode dari masa berakhir jabatannya dari 2024, walau dengan pola manuver tidak beradab dan langgar konstitusi," ujar Damai kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (7/5).


Damai menilai, Presiden Jokowi mempunyai gaya pedagang obral sana-sini untuk agenda yang tidak jelas manfaatnya bagi rakyat, melainkan hanya untuk kepentingan pribadinya.

"Walau yang bocor anggaran keuangan negara bukan uang para cukong. Malah jadi bancakan oligarki dan para menteri pun kebagian rezeki, hartanya bertambah entah darimana asalnya. Dan dirinya seperti tidak memikirkan nama baik masa kepemimpinannya serta pertanggung jawabannya ke depan terhadap sejarah, moral dan hukum," terang Damai.

Damai lantas membeberkan sejumlah kegagalan Presiden Jokowi dalam memimpin Indonesia sejak 2014 hingga periode kedua ini.

Kata Damai, Jokowi merupakan presiden yang banyak bohong dan umbar banyak janji secara transparan dan terus berulang-ulang tanpa malu meskipun ketahuan oleh masyarakat.

Jokowi juga berbohong soal kabinet yang dijanjikannya akan menolak utang. Faktanya, banyak utang yang diambil oleh rezim saat ini.

Kemudian, Jokowi juga pernah berjanji soal ekonomi meroket dan garis kemiskinan ekstrim pada 2024 di bawah 0 persen.

"Nyatanya malah buat GNWU (Gerakan Nasional Wakaf Uang) yang artinya pemerintahannya yang dia pimpin gagal mengelola tugasnya yang membantu ekonomi rakyat. Dan nyatanya naikan beberapa pajak serta naikan harga sebagian jenis BBM," jelas Damai.

Damai menganggap, harapan ekonomi meroket tersebut tidak akan tercapai karena sisa jabatan Jokowi kurang lebih hanya dua tahun lagi

"Mau pindah dan bangun IKN, ibarat usaha lebih besar pasak dari pada tiang. Minus wibawa sama sekali, pelaksanaan dan penegakan regulasi amat parah yang dirinya lakukan dari yang kecil sampai dengan tertinggi," tutur Damai.

"Jokowi Presiden yang sanggup melanggar aturannya sendiri karena tidak berkemampuan atau tidak profesional. Imbauannya beberapa kali dibatalkan oleh menteri atau bawahannya. Tidak menekankan kepada lembaga hukum untuk melakukan penegakan hukum yang semestinya, yang ada malah pembiaran," sambung Damai.

Dengan berbagai ketidakmampuan Jokowi itu, Damai berharap agar DPR RI dapat menggunakan waktunya untuk melaksanakan tupoksi sesuai dengan konstitusi terkait hak angket, interpelasi, dan hak bertanya terhadap Jokowi.

Bahkan, DPR juga harusnya menaati lidah suara rakyat. Akan tetapi, Damai menganggap DPR nampak seperti sekelompok orang yang justru tunduk kepada atasannya, bukan sebagai lembaga pengawas yang disegani karena punya mandat yang dapat merekomendasikan impeachment kepada presiden.

"Ini sangat aneh, DPR RI prakteknya kayak melemahkan fungsi lembaga terhormat yang mereka punya. DPR RI harus segera sadar dan berbuat langkah bijak yang preventif terhadap amarah rakyat, bagaimana jika sewaktu-waktu terakumulasi lalu meledak bak 1998 saat orba yang rugi bangsa dan negara secara nasional," pungkas Damai.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Komisi V DPR: Jika Pemerintah Kewalahan, Bencana Sumatera harus Dinaikkan jadi Bencana Nasional

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:14

Woman Empower Award 2025 Dorong Perempuan Mandiri dan UMKM Berkembang

Sabtu, 06 Desember 2025 | 12:07

Harga Minyak Sentuh Level Tertinggi di Akhir Pekan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:58

BNI Dorong Literasi Keuangan dan UMKM Naik Kelas Lewat Partisipasi di NFHE 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:44

DPR: Jika Terbukti Ada Penerbangan Gelap, Bandara IMIP Harus Ditutup!

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:24

Banjir Aceh, Untungnya Masih Ada Harapan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:14

Dana Asing Masuk RI Rp14,08 Triliun di Awal Desember 2025

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:08

Mulai Turun, Intip Harga Emas Antam Hari Ini

Sabtu, 06 Desember 2025 | 11:03

Netflix Beli Studio dan Layanan Streaming Warner Bros 72 Miliar Dolar AS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:43

Paramount Umumkan Tanggal Rilis Film Live-Action Kura-kura Ninja Terbaru

Sabtu, 06 Desember 2025 | 10:35

Selengkapnya