Berita

Ilustrasi /Net

Dunia

Badan Pangan PBB: Harga Pangan Global Sudah Mulai Jinak Sejak April Ini

JUMAT, 06 MEI 2022 | 18:25 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Sejak 24 Februari dimana perang Ukraina-Rusia dimulai, pasokan pangan global terkena dampaknya dan harga komoditas itu menjadi liar, namun Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa harga sudah mulai jinak sejak April.

Badan Pangan PBB (FAO) baru-baru ini mengatakan bahwa harga pangan dunia sedikit turun pada bulan April setelah mencapai rekor tertinggi pada bulan Maret, tetapi keamanan pasokan pangan global tetap menjadi perhatian karena kondisi pasar yang sulit.

FAO yang melacak komoditas pangan pada pasaran global, menyatakan nilai indeks rata-rata 158,5 poin bulan lalu versus dengan nilai 159,7 untuk Maret.


Angka Maret sebelumnya ditempatkan di 159,3, namun diubah karena kenyataannya perang Ukraina berdampak lebih buruk pada saat itu.

"Penurunan kecil dalam indeks merupakan kelegaan yang disambut baik, terutama untuk negara-negara berpenghasilan rendah yang mengalami defisit bahan pangan. Tetapi harga pangan masih tetap mendekati level tertingginya baru-baru ini, mencerminkan pasar yang ketat dan merupakan tantangan bagi ketahanan pangan global bagi mereka yang paling rentan," ujar Kepala Ekonom FAO Maximo Torero Cullen, dikutip oleh NDTV Jumat (6/5).

Meskipun nilainya menurun bulan ke bulan, indeks April itu 29,8 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya, sebagian didorong oleh dampak atas invasi Rusia ke Ukraina.

Dilihat secara rinci, indeks harga sereal agensi turun 0,7 persen di bulan April setelah melonjak 17 persen di bulan Maret. Sementara harga jagung turun 3,0 persen, harga gandum naik 0,2 persen.

FAO mengatakan kenapa indeks gandum itu turun, karena penyumbatan pelabuhan di Ukraina dan kekhawatiran atas kondisi panen di Amerika Serikat itu diimbangi oleh pengiriman yang lebih besar dari India dan Rusia.

Indeks harga minyak nabati FAO turun 5,7 persen di bulan April, karena penjatahan permintaan menekan harga minyak sawit, bunga matahari dan kedelai menjadi lebih murah.

Harga gula naik 3,3 persen, indeks harga daging naik 2,2 persen dan indeks susu naik 0,9 persen.

Dalam perkiraan pasokan dan permintaan bahan sereal pada Jumat (6/5), FAO sedikit memangkas proyeksi produksi gandum dunia pada 2022 menjadi 782 juta ton, dari 784 juta bulan lalu.

Mereka memperkirakan akan terjadi pengurangan 20 persen yang dilihat di area panen gandum di Ukraina dan proyeksi penurunan output gandum di Maroko karena kekeringan di negara bagian Afrika utara.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Sergap Kapal Nikel

Kamis, 27 November 2025 | 05:59

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

Evakuasi Banjir Tapsel

Kamis, 27 November 2025 | 03:45

UPDATE

Hukum Bisa Direkayasa tapi Alam Tak Pernah Bohong

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:06

Presiden Prabowo Gelar Ratas Percepatan Pemulihan Bencana Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 22:04

Pesantren Ekologi Al-Mizan Tanam 1.000 Pohon Lawan Banjir hingga Cuaca Ekstrem

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:58

Taiwan Tuduh China Gelar Operasi Militer di LCS

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:52

ASG-PIK2 Salurkan Permodalan Rp21,4 Miliar untuk 214 Koperasi

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:41

Aksi Bersama Bangun Ribuan Meter Jembatan Diganjar Penghargaan Sasaka

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Dua Jembatan Bailey Dipasang, Medan–Banda Aceh akan Terhubung Kembali

Sabtu, 06 Desember 2025 | 21:29

Saling Buka Rahasia, Konflik Elite PBNU Sulit Dipulihkan

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:48

Isu 1,6 Juta Hektare Hutan Riau Fitnah Politik terhadap Zulhas

Sabtu, 06 Desember 2025 | 20:29

Kemensos Dirikan Dapur Produksi 164 Ribu Porsi Makanan di Tiga WIlayah Sumatera

Sabtu, 06 Desember 2025 | 19:55

Selengkapnya