SOSIALISME tidak akan bisa dibangun tanpa menghancurkan sepenuhnya feodalisme dan kolonialisme atau imperialisme.
Sosialisme hanya akan menjadi obrolan omong kosong ketika hanya sedikit saja orang yang bisa menjadi kaya, sementara rakyat banyak hidup dalam kemiskinan, kekayaan alam kita tak dinikmati dan digunakan sebesar²nya untuk mensejahterakan rakyat.
Demikian juga halnya, perwujudan demokrasi tidak boleh lagi hanya berhenti di dalam pagar istana atau rumah kaum berpunya. Tetapi demokrasi harus hadir dalam setiap kehidupan dan sampai ke piring-piring rakyat.
Sosialisme juga memerlukan kemajuan teknik dan kelas pekerja yang terorganisir. Sebab, prinsip sosialisme adalah setiap orang bekerja sesuai kemampuan dan menerima sesuai hasil kerjanya. Maka, harus ada kemajuan tenaga² produktif secara besar-besaran, agar bisa berproduksi secara melimpah dan memenuhi kebutuhan rakyat.
Tanpa itu, sosialisme hanya akan berarti kemiskinan, kelaparan, dan keterbelakangan.
Menurut Bung Karno, kemerdekaan nasional alias Indonesia merdeka hanyalah jembatan emas. Kemerdekaan itu hanyalah penghubung menuju cita-cita masyarakat tanpa imperialisme dan kapitalisme.
Sehingga, dalam perjuangan habis-habisan mendatangkan Indonesia Merdeka, kaum Marhaen harus menjaga agar jangan sampai nanti mereka yang kena getahnya, tetapi kaum borjuis atau ningrat yang memakan nangkanya.
Perjuangan mewujudkan sosio-demokrasi membutuhkan orang cerdas yang bisa menilai situasi, bereaksi dengan cepat dan tepat.
Butuh lebih dari kecerdasan untuk bertindak cerdas. Seperti tawanan yang dijatuhkan ke dasar sumur kering yang dalam, kita tak tahu siapa dan apa yang menanti kita. Yang jelas bagi kita bahwa dalam perjuangan kejam dan keras ini, kita ditaqdirkan untuk menang.
Jiwa dan raga akan menyatu sempurna.
Dan kuasa kehendak Illahi akan dimulai.
Yakin, Tuhan akan bersama orang-orang yang berani dan ikhlas.
Salam Juang Demokrasi.
Penulis adalah Ketua Majelis Jaringan Aktivis ProDemokrasi (ProDEM)