Berita

Presiden Joko Widodo/Repro

Politik

Inflasi di Turki dan AS Melambung Tinggi, Jokowi: Hati-hati, Kita Harus Siap Jika Krisis Berlanjut

KAMIS, 28 APRIL 2022 | 20:40 WIB | LAPORAN: AHMAD SATRYO

Tekanan ekonomi yang terjadi akibat perang antara Rusia dan Ukraina sudah dialami sejumlah negara maju dunia. Hal ini diwanti-wanti kembali oleh Presiden Joko Widodo kepada jajarannya di tingkat pusat maupun daerah.

Jokowi menjelaskan, perang antara Rusia dan Ukraina memunculkan krisis energi dan krisis pangan. Imbasnya, inflasi global meningkat tajam. Ditambah pertumbuhan ekonomi global juga akan mengalami perlambatan.

Sebagai contoh, Jokowi menyebutkan inflasi dua negara maju yakni Turki dan juga Amerika Serikat.


"Di Turki (inflasinya) sudah melompat ke angka 61,1 persen, Amerika yang biasanya di bawah 1 persen sekarang sudah 8,5 persen," ujar Jokowi dalam acara Peresmian Pembukaan Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Kamis (28/4).

Meski inflasi Indonesia masih terbilang aman dengan torehan angka 2,6 persen, namun Jokowi tetap meminta jajarannya untuk membuat langkah antisipatif untuk menghadapi kondisi glbal yang tak menentu ini.

"Saya memberikan gambaran seperti ini agar kita semua betul-betul waspada, betul-betul mengalkulasi, menghitung secara detail sehingga langkah antisipasinya tepat, langkah antisipasinya betul, benar," tuturyna.

"Kita harus betul-betul siap jika krisis ini berlanjut hingga tahun depan," sambung Jokowi.

Pada tahun depan, pemerintah sudah memproyeksikan kondisi ekonomi Indonesia ke dalam di dalam draf rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2023. Terdapat 7 poin pembangunan yang menjadi prioritas nasional.

Poin-poin tersebut di antaranya pertumbuhan ekonomi ditargetkan mencapai 5,3 hingga 5,9 persen, tingkat pengangguran terbuka 5,3 hingga 6 persen, rasio gini 0,375, penurunan emisi gas rumah kaca 27,02 persen, indeks pembangunan manusia 73,31, tingkat kemiskinan 7,5 persen, nilai tukar petani 103 hingga 105, dan nilai tukar nelayan 106 hingga 107.

Atas dasar itu, Jokowi meminta para menterinya untuk sadar diri dalam bekerja untuk mencapai target pembangunan tersebut.

"Hati-hati semuanya. Semua, kita harus memiliki sense of crisis. Jangan seperti biasanya, jangan business as usual. Hati-hati, sense of crisis harus ada di kita semuanya, sehingga kita harus ada perencanaan yang baik, harus ada skenario yang pas dalam menghadapi situasi yang tidak pasti ini," demikian Jokowi.

Populer

Bobby dan Raja Juli Paling Bertanggung Jawab terhadap Bencana di Sumut

Senin, 01 Desember 2025 | 02:29

NU dan Muhammadiyah Dikutuk Tambang

Minggu, 30 November 2025 | 02:12

Padang Diterjang Banjir Bandang

Jumat, 28 November 2025 | 00:32

Pernyataan Ferry Irwandi Sangat Tidak Etis dan Berbahaya

Minggu, 07 Desember 2025 | 23:55

Peluncuran Tiga Pusat Studi Baru

Jumat, 28 November 2025 | 02:08

Gunting Pita Cegah Bencana

Minggu, 30 November 2025 | 03:18

Bersihkan Sisa Bencana

Jumat, 28 November 2025 | 04:14

UPDATE

Dinas LH Harus Bertanggung Jawab Buntut Sopir Truk Meninggal Kelelahan

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Taiwan dan Omega Taiyo Bersinergi Perkuat Manufaktur Cerdas Indonesia

Senin, 08 Desember 2025 | 14:12

Prabowo Tambah Anggaran Bencana Provinsi Rp20 M dan Kabupaten Rp4 M

Senin, 08 Desember 2025 | 13:57

KPK Ngaku Miliki Kajian soal Dugaan Illegal Logging di Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:56

Menyingkap Sisi Politik di Balik Kenaikan Harga Beras

Senin, 08 Desember 2025 | 13:45

Cek Tanggul

Senin, 08 Desember 2025 | 13:38

PKB Seleksi Calon Ketua DPW Lewat Tes Berlapis

Senin, 08 Desember 2025 | 13:30

100 Musisi Gelar Konser Amal untuk Sumatera

Senin, 08 Desember 2025 | 13:28

KPK Digugat Gegara Bobby Nasution

Senin, 08 Desember 2025 | 13:23

VinFast Gelontorkan Rp8,3 Triliun Bangun Pabrik Baru

Senin, 08 Desember 2025 | 13:22

Selengkapnya