Berita

Bank Dunia sepakati beri Sri Lanka suntikan dana sebesar 1 miliar dolar AS /Net

Dunia

Bank Dunia Sepakat Suntik Sri Lanka Dengan 1 Miliar Dolar AS, Sekarang Dapat 600 Juta, Nanti Dapat 400 Sisanya

RABU, 27 APRIL 2022 | 01:03 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Bank Dunia telah setuju untuk memberikan Sri Lanka suntikan dana senilai 600 juta dolar AS untuk membantu memenuhi pembayaran impor kebutuhan pokok.

"Bank Dunia telah setuju untuk memberikan bantuan keuangan  senilai 600 juta dolar AS untuk mengatasi krisis ekonomi saat ini," ujar Kantor Kepresidenan Sri Lanka, dikutip dari Reuters, Selasa (26/4).

“Bank Dunia akan mengeluarkan 400 juta lainnya dalam waktu dekat," tambah pernyataan tersebut.

Menurut pernyataan itu, Bank Dunia mengatakan akan terus membantu Sri Lanka untuk mengatasi krisis ekonomi saat ini.

Awal bulan ini, Sri Lanka memulai pembicaraan dengan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia untuk meminta bantuan keuangan pada KTT di Washington, Amerika Serikat.

Sebelum IMF menyelesaikan program untuk Sri Lanka, negara tersebut mengatakan mereka membutuhkan setidaknya 3 hingga 4 miliar dolar AS untuk menyokong kebutuhan impornya.

Pemerintah Sri Lanka juga telah mengimbau beberapa negara dan organisasi multilateral untuk menjembatani pembiayaan sampai IMF memberikan bantuannya.

India telah membantu Sri Lanka sebesar 1,9 miliar dolar AS, dan Kolombo sedang dalam pembicaraan dengan New Delhi untuk tambahan 1,5 miliar lainnya untuk mendanai impor bahan bakar.

Sri Lanka juga sedang bernegosiasi dengan China untuk mendapatkan 1 miliar dolar AS dalam bentuk pinjaman sindikasi.

Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry mengatakan Kolombo juga akan mencari bantuan dari Bank Pembangunan Asia (ADB).

Krisis keuangan terburuk Sri Lanka sejak kemerdekaan pada tahun 1948 ini disebabkan oleh penurunan cadangan devisanya senilai 70 persen selama dua tahun terakhir, mencapai 1,93 miliar dolar AS pada akhir Maret.

Ini membuat Kolombo hampir tidak mampu untuk membayar kebutuhan pokok seperti bahan bakar, obat-obatan dan makanan.

Negara itu sempat mengumumkan penangguhan beberapa pembayaran utang luar negeri awal bulan ini dan mengatakan akan mengalihkan cadangannya untuk mendanai impor pentingnya.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya