Berita

Iljustrasi/Net

Dunia

Kremlin: 400 Diplomat Rusia Diusir dari 28 Negara Sejak Operasi Militer di Ukraina

SELASA, 26 APRIL 2022 | 06:16 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Ratusan diplomat Rusia telah mengalami pengusiran dari negara-negara Barat sejak Rusia meluncurkan invasinya. Kementerian Luar Negeri Rusia mencatat, ada 400 diplomat yang diusir dari 28 negara Barat.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Yevgeny Ivanov mengatakan, dari semua jenis sanksi yang diluncurkan Barat untuk Rusia, pengusiran diplomat menjadi 'yang terfavorit' bagi Barat.

Dalam pertemuannya dengan Komisi Sementara Dewan Federasi Rusia untuk Perlindungan Kedaulatan dan Pencegahan Intervensi dalam Urusan Dalam Negeri, Ivanov mengatakan, pengusiran diplomat sudah terjadi sejak tahun sebelumnya. Selama bertahun-tahun, diplomat Rusia tidak dapat bekerja sepenuhnya di negara-negara Barat. Kontrol total dinas keamanan Barat secara signifikan menghambat komunikasi dengan diplomat Rusia.


Tahun 2020, AS mengusir diplomat Rusia atas dugaan ikut campur dalam pilpres AS 2020 dan peretasan dunia maya, hal yang dibantah Kremlin berulang kali. Begitu juga dengan Jerman yang mengusir diplomat Rusia pada 2021 yang dikaitkan dengan 'peran Rusia' terhadap pembunuhan Kavtarashvili yang berjuang bersama separatis Chechnya untuk memerangi Moskow pada 2000-an.

Tahun ini, negara-negara Barat mengusir diplomat Rusia sebagai tanggapannya atas invasi yang dilakukan Rusia di Ukraina.

Ia menyebutkan negara-negara yang 'memimoin' sanksi pengusiran diplomat Rusia sejak invasi, di antaranya Polandia, Jerman, Slovenia, Slovakia, Kroasia, Prancis, Italia, dan Spanyol.

“Kapasitas misi konsuler di banyak negara juga telah dikurangi. Ini jelas memperumit pemberian bantuan apa pun, termasuk kepada warga Rusia dan rekan-rekan yang tinggal di negara-negara Barat itu," kata Ivanov. Ia menegaskan bahwwa pengurangan aparat misi diplomatik Rusia di sejumlah negara berarti bahwa Barat telah mengisolasi Rusia di berbagai bidang.

Itu juga berarti bahwa pemulihan hubungan diplomatik dengan Barat ke tingkat sebelumnya akan, secara halus, panjang dan sulit, menurutnya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya