Berita

Menteri Keuangan Sri Mulyani/Net

Dunia

Sri Mulyani: Sebagai Kreditur Terbesar, China Perlu Sediakan Platform Restrukturisasi Utang

MINGGU, 24 APRIL 2022 | 11:55 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Di tengah kondisi ekonomi yang semakin sulit, China sebagai kreditur dominan global dinilai perlu mengambil langkah memberikan keringanan seperti restrukturisasi utang.

Begitu yang dikatakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam sebuah wawancara di Washington pada Jumat (22/4) yang dikutip dari Reuters.

Dalam pernyataannya, Sri Mulyani menyambut langkah China bergabung sebagai salah satu dari tiga negara komite kreditur yang berupaya memberikan keringanan utang bagi Zambia di bawah Kerangka Bersama G20 dengan Paris Club.

Namun ia menyebut, masih banyak langkah lain yang diperlukan agar Zambia melanjutkan proses utangnya.

Di samping itu, Sri Mulyani menekankan, masalah utang bukan hanya dialami Zambia, tapi juga banyak negara berpenghasilan rendah dan pasar berkembang di seluruh dunia.

“Akan ada lebih banyak kasus yang datang," ucapnya.

Ia menyebut ada sekitar 60 persen negara berpenghasilan rendah saat ini berada di dalam atau di puncak risiko kesulitan utang.

"Pada titik tertentu China harus mengakui bahwa mereka perlu melangkah untuk benar-benar mengambil lompatan semacam itu, dan menyediakan platform bagi semua kreditur untuk dapat mendiskusikan bagaimana restrukturisasi ini (utang)," kata Sri Mulyani.

Zambia menjadi negara pertama yang default selama pandemi Covid-19 pada 2020, dengan beban utang hampir 32 miliar dolar AS atau 120 persen dari produk domestik brutonya.

Sebagai kreditur terbesar di dunia, China kerap dinilai sulit melakukan kesepakatan restrukturisasi utang.

Bahkan setelah menandatangani Kerangka Kerja Bersama pada tahun lalu, Ethiopia dan Chad juga belum menerima keringanan utang.

Populer

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

Jurus Anies dan Prabowo Mengunci Kelicikan Jokowi

Rabu, 24 April 2024 | 19:46

Tim Hukum PDIP Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda

Selasa, 23 April 2024 | 19:52

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

UPDATE

Prabowo-Gibran Perlu Buat Kabinet Zaken

Jumat, 03 Mei 2024 | 18:00

Dahnil Jamin Pemerintahan Prabowo Jaga Kebebasan Pers

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:57

Dibantu China, Pakistan Sukses Luncurkan Misi Bulan Pertama

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:46

Prajurit Marinir Bersama Warga di Sebatik Gotong Royong Renovasi Gereja

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:36

Sakit Hati Usai Berkencan Jadi Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Pemerintah: Internet Garapan Elon Musk Menjangkau Titik Buta

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:26

Bamsoet Minta Pemerintah Transparan Soal Vaksin AstraZeneca

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:16

DPR Imbau Masyarakat Tak Tergiur Investasi Bunga Besar

Jumat, 03 Mei 2024 | 17:06

Hakim MK Singgung Kekalahan Timnas U-23 dalam Sidang Sengketa Pileg

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:53

Polisi Tangkap 2.100 Demonstran Pro-Palestina di Kampus-kampus AS

Jumat, 03 Mei 2024 | 16:19

Selengkapnya