Berita

Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry /Net

Dunia

India dan Bank Dunia Rundingkan Suntikan Dana Senilai 2 Miliar Dolar AS Untuk Sri Lanka

SABTU, 23 APRIL 2022 | 20:29 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Menteri Keuangan Sri Lanka Ali Sabry mengatakan bahwa India dan Bank Dunia kini sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang suntikan dana sementara senilai 2 miliar dolar AS, sehingga Sri Lanka dapat melanjutkan impor kebutuhan pokoknya.

"Pembicaraan dengan Bank Dunia juga sangat positif," ujar Sabry, dimuat oleh Reuters, Jumat (22/4).

"Dalam empat minggu hingga enam bulan ke depan kami mengharapkan sekitar 500 juta dolar AS dari mereka, yang sebagian akan digunakan untuk memberikan bantuan tunai langsung kepada orang miskin," tambahnya.

Sabry kini berada di Washington, Amerika Serikat memimpin delegasi Sri Lanka untuk merundingkan program pendanaan dengan Dana Moneter Internasional (IMF).

Dia mengatakan pembicaraan telah dimulai pada Extended Fund Facility (EFF), dan Sri Lanka membutuhkan 3 hingga 4 miliar dolar AS sampai program itu dapat diselesaikan.

"Kami memiliki tiga strategi. Pertama, menjalankan program IMF, kedua mengamankan suntikan dana sementara, dan ketiga mengembalikan Sri Lanka ke lintasan pertumbuhan dalam satu tahun atau lebih," jelasnya.

Menkeu itu mengatakan pemerintahan Sri Lanka berencana untuk menunjuk penasihat keuangan dan firma hukum internasional dalam memulai negosiasi utang formal dengan kreditur pada 10 sampai 15 hari mendatang.

Pemerintahan Sri Lanka juga meminta beberapa kreditur untuk merestrukturisasi utangnya dan mendekati China, Jepang, dan Bank Pembangunan Asia (ADB), minta bantuan.

Komisi Tinggi India mengatakan pada Jumat (22/4), bahwa mereka telah setuju untuk menggandakan batas kredit 500 juta dolar AS yang sudah ada untuk impor bahan bakar.

India juga telah menunda pembayaran impor sekitar 1,5 miliar dolar AS yang perlu dilakukan Sri Lanka kepada Asian Clearing Union.

Negara berpenduduk 22 juta orang ini kini berjuang untuk membayar impor kebutuhan pokok setelah cadangan devisanya anjlok.

Sri Lanka yang memiliki 51 miliar dolar AS kredit eksternal, sedang mengerjakan rencana ekonomi yang lebih luas untuk mengamankan dana, guna membantunya melalui krisis ekonomi terburuknya sejak mereka merdeka.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

UPDATE

Eko Darmanto Bakal Didakwa Terima Gratifikasi dan TPPU Rp37,7 M

Senin, 06 Mei 2024 | 16:06

Fahri Hamzah: Akademisi Mau Terjun Politik Harus Ganti Baju Dulu

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Pileg di Intan Jaya Molor Karena Ulah OPM

Senin, 06 Mei 2024 | 15:56

Gaduh Investasi Bodong, Pengamat: Jangan Cuma Nasabah, Bank Juga Perlu Perlindungan

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Tertinggi dalam Lima Tahun, Ekonomi RI di Kuartal I 2024 Tumbuh 5,11 Persen

Senin, 06 Mei 2024 | 15:46

Parnas Tak Punya Keberanian Usung Kader Internal jadi Cagub/Cawagub Aceh

Senin, 06 Mei 2024 | 15:45

PDIP Buka Pendaftaran Cagub-Cawagub Jakarta 8 Mei 2024

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Dirut Pertamina: Kita Harus Gerak Bersama

Senin, 06 Mei 2024 | 15:35

Banyak Pelanggan Masih Pakai Ponsel Jadul, Telstra Tunda Penutupan Jaringan 3G di Australia

Senin, 06 Mei 2024 | 15:31

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Dapat Perintah Khusus Prabowo

Senin, 06 Mei 2024 | 15:24

Selengkapnya