Kanselir Jerman Olaf Scholz /Net
Jerman tetap pada komitmennya untuk tidak mengirim senjata berat ke Ukraina. Kanselir Jerman Olaf Scholz mengatakan hal itu berulang kali, hal yang kemudian membuat ia berada di bawah tekanan sesama anggota NATO dan UE, termasuk dari Ukraina.
Ukraina mengeluarkan kritikan kerasnya, menyalahkan kurangnya kepemimpinan Scholz untuk konflik di Ukraina.
"Kanselir telah gagal mengambil tindakan nyata yang cukup," kata mereka
Jerman, di bawah perintah Scholz telah mengirim senjata pertahanan ke Ukraina dan mengumumkan bantuan militer tambahan dalam beberapa pekan terakhir. Namun, dia menolak mengirim senjata berat. Ini membuat Jerman semakin tidak sejalan dengan dua sekutunya itu.
Duta besar Ukraina untuk Jerman, Andriy Melnyk, sebelumnya telah begitu antutias menyampaikan dengan harapannya bahwa Scholf akan memasok banyak senjata lagi.
"Kami percaya bahwa Bundeswehr (tentara Jerman) akan mampu memasok kami dengan senjata yang kami butuhkan saat ini. Kami tidak tahu mengapa ini tidak terjadi."
Jenderal Angkatan Darat Markus Laubenthal mengatakan Bundeswehr sama sekali tidak dalam posisi untuk mengirim senjata yang diinginkan Ukraina. Pengiriman senjata akan mengingkari komitmen Jerma terhadap pengiriman senjata ke wilayah konflik.
Kanselir juga mengatakan dalam pidatonya pada Selasa malam bahwa Jerman tidak ingin "berjalan sendiri" dan mengirim senjata berat tanpa dukungan sekutunya.
Tetapi dengan AS, Kanada, Inggris, Belanda, dan lainnya semuanya meningkatkan pengiriman mereka dalam beberapa hari terakhir, surat kabar Die Welt mengatakan "posisi pemerintah Jerman semakin menjadi kasus untuk melakukannya sendiri" ke arah lain.