Berita

Menteri Luyar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu/Net

Dunia

Turki: Ada Anggota NATO yang Sengaja Ingin Membuat Krisis Ukraina Berlanjut Demi Melemahkan Rusia

KAMIS, 21 APRIL 2022 | 07:33 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Berlarut-larutnya proses perundingan damai antara Rusia dan Ukraina dikomentari Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu.

Berbicara selama wawancara dengan CNN Turk pada Rabu (20/4), Cavusoglu mengatakan bahwa sementara Turki ingin merundingkan diakhirinya konflik di Ukraina, beberapa anggota NATO lainnya ingin melihatnya berlarut-larut sebagai cara untuk merugikan Rusia.

Cavusoglu juga membahas keputusan Turki untuk tidak memberikan sanksi kepada Moskow dan mengapa pembicaraan Istanbul antara Rusia dan Ukraina gagal.


“Ada negara-negara di dalam NATO yang menginginkan perang Ukraina berlanjut. Mereka melihat kelanjutan perang sebagai pelemahan Rusia. Mereka tidak terlalu peduli dengan situasi di Ukraina,” kata Cavusoglu.

Meskipun dia tidak menyebutkan nama, diketahui Presiden AS Joe Biden mengatakan awal bulan ini bahwa konflik di Ukraina dapat berlanjut untuk waktu yang lama," yang kemudian digaungkan oleh mantan kepala operasi Rusia CIA.

Kanselir Jerman Olaf Scholz juga mengatakan setelah panggilan telepon dengan para pemimpin G7 pada hari Selasa bahwa Barat bersatu untuk tidak membiarkan Rusia menang dan bertekad untuk "terus mempersenjatai militer Ukraina sehingga dapat terus mempertahankan diri terhadap serangan (Rusia)."

Terkait keputusan Turki soal tidak memberi Sanksi, Cavusoglu beralasan bahawa sanksi yang yang dipimpin AS terhadap Rusia bersifat sepihak, tidak seperti sanksi mengikat yang diputuskan di PBB.

"Ankara mengartikulasikan posisinya pada hari pertama konflik Ukraina, yaitu melanjutkan kontak diplomatik dengan kedua belah pihak, sebagai negara yang dipercaya kedua belah pihak," kata Cavusoglu.

Cavusoglu juga mengakui Turki tidak berharap banyak setelah pembicaraan Rusia-Ukraina pertama di Antalya,  namun harapan tinggi kemudian muncul setelah pembicaraan lanjutan di Istanbul.

Sayangnya, Ukraina mundur dari kesepakatan yang dicapai di sana setelah gambar dugaan pembantaian di Bucha, yang ditudingkan Kiev dilakukan oleh pasukan Rusia. Moskow telah membantah tuduhan itu.

Cavusogly juga menjelaskan permintaan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk jaminan keamanan dari NATO.

“Tidak ada yang setuju dengan permintaan Zelensky untuk jaminan Pasal 5 NATO,” kata menteri itu, mengacu pada klausul pertahanan bersama aliansi itu.

“Tidak ada negara yang menerima proposal ini. AS, Inggris, dan Kanada juga tidak menerima ini. Tentu saja, Turki tidak menerima ini. Pada prinsipnya, tidak ada yang menentang jaminan ini, tetapi ketentuannya tidak jelas," ujar Cavusoglu.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya