Berita

Aksi protes minoritas Muslim di India/Net

Dunia

Bantah Adanya Intoleransi, Menteri India: Setiap Warga Negara Memiliki Kebebasan

MINGGU, 17 APRIL 2022 | 13:25 WIB | LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN

Pemerintah India membantah adanya intoleransi di antara komunitas beragama di negara tersebut, dan menegaskan setiap orang memiliki kebebasan menjalankan keyakinan mereka masing-masing.

Menteri Urusan Minoritas Mukhtar Abbas Naqvi menyebut kerusuhan di antara umat beragama di India dalam beberapa waktu terakhir tidak lain merupakan upaya mencemarkan nama baik budaya dan komitmen inklusif India.

"Bukan tugas pemerintah untuk memberi tahu orang-orang apa yang harus dimakan atau tidak. Setiap warga negara memiliki kebebasan di negara ini untuk makan makanan pilihan mereka," ujarnya kepada Economic Times, Minggu (17/4).

Ia juga membantah bahwa pemerintah memberlakukan larangan hijab sebagai tekanan terhadap minoritas Muslim.

“Tidak ada larangan hijab di India. Seseorang bisa memakai hijab di pasar dan tempat lain. Tapi setiap perguruan tinggi atau institusi memiliki aturan berpakaian, disiplin dan sopan santun. Kami harus menerima ini. Jika Anda tidak menyukainya, Anda bisa pilih lembaga yang berbeda," kata Naqvi.

Pada Sabtu (16/4), bentrokan antara umat Hindu dan Muslim pecah di New Delhi selama upacara keagamaan. Beberapa orang terluka, termasuk enam polisi.

Insiden tersebut menyusul berbagai kerusuhan skala kecil antara mayoritas Hindu dan minoritas Muslim di beberapa negara bagian di India.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintahan Partai Nasionalis Bharatiya Janata yang dipimpin Perdana Menteri Narendra Modi telah mendorong kelompok-kelompok agama garis keras untuk mengambil tindakan demi membela agama Hindu.

Awal bulan ini, sebuah kontroversi meletus ketika muncul larangan siswa Muslim mengenakan jilbab ke sekolah di negara bagian Karnataka selatan.

Partai-partai oposisi India secara terbuka menyuarakan keprihatinan karena India menjadi kurang toleran di bawah rezim Modi.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Tidak Balas Dendam, Maroko Sambut Hangat Tim USM Alger di Oujda

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Move On Pilpres, PDIP Siap Hadapi Pilkada 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 21:50

Absen di Acara Halal Bihalal PKS, Pengamat: Sinyal Prabowo Menolak

Sabtu, 27 April 2024 | 21:20

22 Pesawat Tempur dan Drone China Kepung Taiwan Selama Tiga Jam

Sabtu, 27 April 2024 | 21:14

Rusia Kembali Hantam Fasilitas Energi Ukraina

Sabtu, 27 April 2024 | 21:08

TETO Kecam China Usai Ubah Perubahan Rute Penerbangan Sepihak

Sabtu, 27 April 2024 | 20:24

EV Journey Experience Jakarta-Mandalika Melaju Tanpa Hambatan

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Hubungan PKS dan Prabowo-Gibran, Ini Kata Surya Paloh

Sabtu, 27 April 2024 | 20:18

Gebyar Budaya Bolone Mase Tegal Raya, Wujud Syukur Kemenangan Prabowo-Gibran

Sabtu, 27 April 2024 | 19:28

Menuju Pilkada 2024, Sekjen PDIP Minta Kader Waspadai Pengkhianat

Sabtu, 27 April 2024 | 19:11

Selengkapnya