Berita

Mantan Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Luqman Hakim/Net

Politik

Pengamat Duga Luqman Hakim Dirotasi Gara-gara Berseberangan dengan Cak Imin Soal Penundaan Pemilu

JUMAT, 15 APRIL 2022 | 08:55 WIB | LAPORAN: RAIZA ANDINI

Rotasi yang dilakukan Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) terhadap kadernya yang duduk di kursi pimpinan Komisi II DPR RI, Luqman Hakim dinilai bukan tanpa sebab. Diduga, rotasi dilakukan karena sikap Luqman bersebrangan dengan Ketum PKB Abdul Muhaimin Iskandar soal penundaan pemilu.

Dugaan ini disampaikan pengamat politik Jamiluddin Ritonga lewat keterangan tertulis kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (15/4).

"Rotasi Luqman Hakim dari pimpinan Komisi II DPR RI tampaknya karena bersebrangan dengan sikap Ketua Umumnya Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam penundaan pemilu," ujarnya.


Jamiluddin mengurai, Cak Imin termasuk orang yang getol menyuarakan penundaan pemilu. Sementara sebagai pemimpin PKB, Cak Imin memang punya kewenangan penuh untuk merotasi anggotanya di DPR RI.

"Luqman termasuk anggota DPR RI yang menyuarakan penolakan penundaan pemilu. Karena itu, wajar kalau publik mengaitkan sikap Luqman tersebut saat di rotasi dari Komisi II DPR RI," katanya.

Mantan dekan Fikom IISIP ini menambahkan, keputusan Cak Imin merotasi Luqman Hakim tentu menjadi preseden buruk bagi anggota DPR RI. Sebab, anggota DPR RI yang berseberangan dengan partainya jadi akan dengan mudah diberi sanksi.

"Setiap anggota DPR RI tidak boleh berbeda sikap dengan partainya. Padahal sikap yang diambilnya berdasarkan suara rakyat, khususnya kehendak konstituennya," tegasnya.

Hal itu membuat anggota DPR RI semakin jauh menyuarakan aspirasi rakyat. Setiap mau bersuara, anggota DPR RI bukan lagi melihat aspirasi konstituennya, tapi justru harus menanyakan dulu sikap partainya.

"Jadi, kasus Luqman seyogyanya menjadi pelajaran bagi DPR RI mengenai lemahnya hak konstitusi anggotanya di mata partainya. Akibatnya, partai akan seenaknya mengkebiri anggotanya yang berani bersuara beda dengan partainya," demikian Jamiluddin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Demokrat: Tidak Benar SBY Terlibat Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 22:08

Hidayat Humaid Daftar Caketum KONI DKI Setelah Kantongi 85 Persen Dukungan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:57

Redesain Otonomi Daerah Perlu Dilakukan untuk Indonesia Maju

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:55

Zelensky Berharap Rencana Perdamaian Bisa Rampung Bulan Depan

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:46

Demokrasi di Titik Nadir, Logika "Grosir" Pilkada

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:37

Demokrat: Mari Fokus Bantu Korban Bencana, Setop Pengalihan Isu!

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:35

Setoran Pajak Jeblok, Purbaya Singgung Perlambatan Ekonomi Era Sri Mulyani

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:14

Pencabutan Subsidi Mobil Listrik Dinilai Rugikan Konsumen

Rabu, 31 Desember 2025 | 21:02

DPRD Pastikan Pemerintahan Kota Bogor Berjalan

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:53

Refleksi Tahun 2025, DPR: Kita Harus Jaga Lingkungan!

Rabu, 31 Desember 2025 | 20:50

Selengkapnya