Berita

Perdana Menteri baru Pakistan, Shehbaz Sharif/Net

Dunia

Negara Tak Mampu Bayar, PM Sharif akan Pangkas Program Subsidi Bensin dan Listrik Milik Imran Khan

KAMIS, 14 APRIL 2022 | 22:01 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Pemerintah baru Pakistan yang dipimpin oleh Perdana Menteri, Shehbaz Sharif sedang melakukan diskusi internal mengenai apakah akan mereka menarik kembali subsidi bahan bakar dan listrik. Program subsidieringar itu sempat diumumkan oleh Mantan Perdana Menteri, Imran Khan arena ingin menarik hati pendukung disaat jabatannya terancam.

Mantan perdana menteri Imran Khan, yang digulingkan dengan mosi tidak percaya di awal pekan ini, mengumumkan subsidi bensin dan listrik pada Februari lala. Padahal, harga global melonjak dalam upaya untuk memenangkan kembali dukungan rakyat.

Menurut pernyataan Kementerian Keuangan Pakistan pada Kamis (14/4), subsidi tersebut yang diperkirakan mencapai 2,06 miliar dolar AS, telah membebani keuangan pemerintah. Pakistan menyatakan mereka tidak dapat mempertahankan anggaran apabila subsidi dilakukan.

Kementerian juga menyatakan bahwa subsidi tersebut juga membahayakan program suntikan dana dari Dana Moneter Internasional (IMF) yang sedang berlangsung.

"Paket subsidi itu akan menambah defisit fiskal yang tidak mampu kami bayar saat ini," ujar Hamed Yaqub, Menteri Keuangan Pakistan kepada Reuters, Kamis (14/4).

"Entah itu harus dibatalkan atau kompensasi pengurangan pengeluaran lain akan diperlukan untuk memastikan bahwa keseimbangan utama yang disepakati dengan IMF tercapai," tambahnya.

Menurut penasihat ekonomi utama PM Sharif, Miftah Ismail, defisit fiskal bisa mencapai 10 persen dari produk domestik bruto (PDB).

Sharif akhirnya bertemu dengan tim ekonominya pada Kamis untuk menangani program subsidi Imran Khan itu.

"Kami telah mendiskusikan ini sebelumnya (dengan pemerintahan Imran Khan) dan juga mendiskusikannya lagi dengan pemerintah baru," ujar pejabat anonim Kementrian Keuangan Pakistan.

Para pejabat di pertemuan itu mengusulkan untuk mengurangi subsidi secara bertahap dalam jangka waktu selama dua hingga tiga bulan untuk melunakkan dampak politiknya.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Tulisan 'Adili Jokowi' Curahan Ekspresi Bukan Vandalisme

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36

Prabowo Harus Mintai Pertanggungjawaban Jokowi terkait IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26

Penerapan Dominus Litis Melemahkan Polri

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03

Rontok di Pengadilan, Kuasa Hukum Hasto Sebut KPK Hanya Daur Ulang Cerita Lama

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40

Senator Daud Yordan Siap Naik Ring Lagi

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17

Penasihat Hukum Sekjen PDIP Bongkar Kesewenang-wenangan Penyidik KPK

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53

Lewat Rumah Aspirasi, Legislator PSI Kota Tangerang Ajak Warga Sampaikan Unek-Unek

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36

Ekonomi Daerah Berpotensi Merosot akibat Sri Mulyani Pangkas Dana TKD

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15

Saat yang Tepat Bagi Prabowo Fokus MBG dan Setop IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Menuju Indonesia Emas

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42

Selengkapnya