Berita

Mantan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe/Net

Dunia

Mantan PM Sri Lanka Menilai Rajapaksa Tak Mampu Kelola Negara

SENIN, 11 APRIL 2022 | 09:59 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Mantan Perdana Menteri Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe menuduh pemerintah saat ini yang dipimpin Gotabaya Rajapaksa telah menjerumuskan negara itu ke dalam krisis ekonomi dan politik mendalam.

"Rajapaksa tidak mampu dalam menghadapi tantangan keuangan," ujarnya kepada ANInews, Minggu (10/4).

Ranil menyatakan, kegagalan total PM Sri Lanka, Gotabaya Rajapaksa, telah menyebabkan rakyat berdiri dalam antrean panjang. Baik itu antre untuk kebutuhan pokok, ataupun antre dalam demo di depan persinggahannya.

“Krisis ekonomi tidak pernah terjadi di zaman kita. Di era pemerintahan kita, tidak ada antrean masyarakat untuk membeli kebutuhan pokok. Seharusnya tidak ada alasan bagi orang-orang untuk turun ke jalan. Tapi itu semua terjadi karena ketidakmampuan pemerintah Gotabaya Rajapaksa di negeri ini," ujarnya.

Ranil mengklaim, ketika dia menjadi perdana menteri pada 2019, ekonomi negara dalam status sehat dengan APBN surplus.

“Situasi ekonomi yang mengerikan di negeri ini telah menyebabkan krisis politik, dan apa yang terjadi adalah bencana bagi negara. Selama dua tahun, pemerintah ini mengabaikan semua tanda-tanda masalah ekonomi. Saya ingat ketika saya meninggalkan kantor pada tahun 2019 kami memiliki anggaran surplus dan ada cukup uang untuk membayar impor kami," paparnya.

Soal tidak perginya Sri Lanka ke IMF, ketika dianjurkan pada 2020, untuk meminta bantuan sehubungan dengan krisis ekonomi yang sedang berlangsung, Wickremesinghe mengecam pemerintah yang berkuasa karena tidak melakukan intervensi tepat waktu.

Ranil menuduh bahwa pemerintah tidak nurut ketika disarankan untuk pergi ke IMF pada 2020 dan 2021.

"Pemerintah tidak pergi ke IMF atas saran bank sentral dan perbendaharaan, sekarang rakyat membayar harganya,” cetusnya.

Ranil kemudian mengatakan, bahwa India telah membantu Sri Lanka secara maksimal. Sehingga seharusnya Rajapaksa fokus dalam mendekati India ketimbang IMF dan China.

"Kita harus melihat hasil dari dukungan India sementara New Delhi masih membantu kita secara nonfinansial," ujar Ranil.

Pemerintah Sri Lanka bakal bertemu IMF pada bulan ini di Washington DC. Di mana Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral menjadi bagian dari delegasi Sri Lanka.

Populer

Besar Kemungkinan Bahlil Diperintah Jokowi Larang Pengecer Jual LPG 3 Kg

Selasa, 04 Februari 2025 | 15:41

Viral, Kurs Dolar Anjlok ke Rp8.170, Prabowo Effect?

Sabtu, 01 Februari 2025 | 18:05

Jokowi Kena Karma Mengolok-olok SBY-Hambalang

Jumat, 07 Februari 2025 | 16:45

Alfiansyah Komeng Harus Dipecat

Jumat, 07 Februari 2025 | 18:05

Prabowo Harus Pecat Bahlil Imbas Bikin Gaduh LPG 3 Kg

Senin, 03 Februari 2025 | 15:45

Bahlil Gembosi Wibawa Prabowo Lewat Kebijakan LPG

Senin, 03 Februari 2025 | 13:49

Pengamat: Bahlil Sengaja Bikin Skenario agar Rakyat Benci Prabowo

Selasa, 04 Februari 2025 | 14:20

UPDATE

Tulisan 'Adili Jokowi' Curahan Ekspresi Bukan Vandalisme

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:36

Prabowo Harus Mintai Pertanggungjawaban Jokowi terkait IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:26

Penerapan Dominus Litis Melemahkan Polri

Minggu, 09 Februari 2025 | 07:03

Rontok di Pengadilan, Kuasa Hukum Hasto Sebut KPK Hanya Daur Ulang Cerita Lama

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:40

Senator Daud Yordan Siap Naik Ring Lagi

Minggu, 09 Februari 2025 | 06:17

Penasihat Hukum Sekjen PDIP Bongkar Kesewenang-wenangan Penyidik KPK

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:53

Lewat Rumah Aspirasi, Legislator PSI Kota Tangerang Ajak Warga Sampaikan Unek-Unek

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:36

Ekonomi Daerah Berpotensi Merosot akibat Sri Mulyani Pangkas Dana TKD

Minggu, 09 Februari 2025 | 05:15

Saat yang Tepat Bagi Prabowo Fokus MBG dan Setop IKN

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:57

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat Menuju Indonesia Emas

Minggu, 09 Februari 2025 | 04:42

Selengkapnya