Berita

Presiden Aleksander Lukashenko/Net

Dunia

Dikaitkan dengan Perang di Ukraina dan Terimbas Sanksi, Lukashenko Ngamuk Tidak Disertakan dalam Negosiasi

JUMAT, 08 APRIL 2022 | 10:51 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Belarusia merasa perlu untuk bertindak atas kekejaman pasukan Ukraina yang mulai melakukan kekerasan terhadap para sopir truk yang ada di perbatasan.
Presiden Aleksander Lukashenko dalam wawancaranya dengan media pemerintah mengatakan, atas kasus tersebut dan untuk kali itu, pasukan belarusia akhirnya 'harus' melakukan operasi khusus di Ukraina.
Ia mengatakan bahwa pasukannya menyerbu ke Ukraina untuk 'membebaskan pengemudi truk' yang diduga ditangkap oleh 'bajingan', seperti dilaporkan Daily Mail, Kamis (7/4).

"Itu sampai pada titik bahwa bajingan ini mulai menangkap orang-orang kami di sana, terutama pengemudi  yang kebetulan ada di sana pada saat itu. Saya memperingatkan Ukraina bahwa kami akan dipaksa untuk melakukan operasi untuk membebaskan orang-orang ini. Kami melakukan operasi khusus dan membebaskan semua orang kami," ujar Lukashenko berapi-api.


Amarah itu muncul di saat bersamaan dengan keluhannya tentang perang Rusia di Ukraina yang ikut menyeret Belarusia ke dalamnya.

Belarus dianggap sebagai 'kaki tangan Rusia sang agresor' dalam perang di Ukraina.

Ia menguraikan bahwa selama ini Belarusia selalu dikaitkan dengan perang Rusia di Ukraina. Belarusia ikut  diseret, ikut dikecam, dan ikut dikenakan sanksi. Namun dalam putaran pembicaraan damai antara delegasi dari Kiev dan Moskow, yang telah diadakan di Belarus dan Istanbul, Misk tidak diikutsertakan.

"Kami bekerja atas dasar bahwa perang ini hanya melewati pagar negara kami dan itu mempengaruhi situasi di negara kami dengan cara yang paling serius. Oleh karena itu, tidak boleh ada kesepakatan terpisah di belakang Belarus," tegasnya.

Ia menyesali sikap Barat yang dipandangnya sangat egois, yang menyalahkan dan menuding Belarusia hanya karena sekutu dekat Rusia.

“Tidak ada negosiasi tanpa Belarus. Jika Anda menyeret kami ke dalam ini, terutama negara-negara Barat,  maka posisi Belarusia secara alami harus didengar dalam pembicaraan. Kami telah dimasukkan ke keranjang yang sama bersama dengan Rusia!" katanya.

Sesungguhnya, Belarus tidak menginginkan perang di perbatasannya dan sekali lagi menekankan perlunya negosiasi. Perang di perbatasan Rusia-Ukraina hanya akan membuat Belarusia menderita.

"Kami tidak membutuhkan perang ini, karena kami dapat berakhir paling menderita sebagai akibat dari konflik ini, konflik antara dua bangsa Slavia. Saya telah mengatakan ini sejak hari pertama konfrontasi antara Ukraina dan Rusia," kata Lukashenko.

Belarusia telah berkali-kali menegaskan dukungan untuk negosiasi antara Rusia-Ukraina. Sayangnya, Belarus dinyatakan sebagai kaki tangan penyerang (Rusia) tanpa alasan yang jelas, lalu disusul dengan pemberian sanksi. Menyusul dugaan bahwa Belarus telah mengizinkan pasukan Rusia untuk menggunakan negara yang berbatasan dengan Ukraina sebagai pangkalan militer Rusia.

Pada akhirnya, Lukashenko mengakui, seluruh era sejarah berakhir dengan dimulainya operasi militer khusus di Ukraina.

“Tidak ada keraguan bahwa dengan peluncuran operasi khusus Rusia di Ukraina, seluruh era sejarah telah berakhir. Di tengah meningkatnya konfrontasi antara aktor-aktor utama, titik balik baru antara Timur dan Barat muncul,” katanya.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya