Jalanan di kota Bucha, titik yang menunjukkan lokasi mayat-mayat yang bergeletakan/Net
Tragedi Bucha telah menarik perhatian dunia, mengarahkan telunjuknya kepada Rusia sebagai pihak yang harus dituntut atas pembunuhan ratusan warga sipil.
Laporan menyebutkan, mayat-mayat bergeletakan dalam kondisi menyedihkan yang katanya dibantai Rusia, meskipun ini masih membutuhkan verifikasi lebih lanjut.
Intelijen telah memantau dan berhasil melakukan pelacakan terhadap orang yang paling bertanggung jawab. Sebuah proyek sukarelawan jurnalistik yang disebut
'InformNapalm' mengklaim telah mengidentifikasi seorang komandan berusia 40 tahun, yang bertanggung jawab atas pembantaian di Bucha. Menurutnya, orang itu adalah Kolonel Rusia Azatbek Omurbekov.
'InformNapalm' mengklaim telah mengidentifikasi seorang komandan berusia 40 tahun, yang bertanggung jawab atas pembantaian di Bucha. Menurutnya, orang itu adalah Kolonel Rusia Azatbek Omurbekov.
Omurbekov memimpin unit militer 51460 yang berbasis di kota Knyaz-Volkonskoye, di Wilayah Khabarovsk di Federasi Rusia. Komando militer Rusia bertanggung jawab atas wilayah luar biasa seluas 7.000.000 kilometer persegi.
InformNapalm mengungkapkan di akun Telegramnya alamat email, nomor telepon, dan alamat rumah Omurbekov yang pada saat invasi Rusia ia ditugaskan menduduki Bucha, kota 15 mil dari Kiev.
Ketika penyelidikan terarah padanya, ia pun mendapat julukan "Tukang Jagal Bucha".
Omurbekov adalah tentara yang berprestasi. Ia dianugerahi penghormatan atas layanan yang luar biasa pada tahun 2014 oleh wakil menteri pertahanan Rusia Dmitry Bulgakov.
November 2021, Omurbekov diberkati oleh seorang imam Ortodoks, seperti dilaporkan
The Times of London. Ketika berita kejahatan Bucha meluas, Kepala Gereja Ortodoks Rusia, Patriark Kirill, yang mmeberkati Omurbekov langsung menjadi sasaran kecaman karena dianggap ikut mendukung perang Vladimir Putin.
"Sejarah menunjukkan bahwa kita berperang dengan jiwa kita," kata Omurbekov ketika itu.
"Senjata bukanlah hal yang paling penting dan bahwa dengan restu Yang Mahakuasa, kami berharap dapat mencapai hal yang sama seperti yang dicapai oleh para leluhur kami," katanya.
Rusia berkali-kali membantah melakukan kejahatan perang terhadap warga sipil. Kementerian pertahanan Rusia mengatakan bahwa batalyon Omurbekov meninggalkan Bucha pada 30 Maret dan kemudian berada di Belarus. Tetapi laporan intelijen menunjukkan bahwa mereka sedang bersiap untuk menuju ke Belgorod di Rusia barat sebelum dipindahkan ke Kharkiv.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang meneteskan air mata ketika mengunjungi Bucha, mengatakan bahwa "militer Rusia dan mereka yang memberi perintah harus segera diadili atas kejahatan perang di Ukraina."
Menteri Pertahanan Ukraina Oleksiy Reznikov menyebut pasukan Rusia di Bucha "sangat tidak manusiawi" dan membandingkan mereka dengan Nazi.