Berita

Menteri Pertahanan Lloyd Austin/Net

Dunia

Menhan Austin Gencar Bujuk India untuk Tinggalkan Kemitraan Senjata dengan Rusia dan Beralih ke AS

KAMIS, 07 APRIL 2022 | 06:23 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

India kembali diperingatkan oleh Amerika Serikat terkait kerja sama senjata mereka dengan Pemerintah Rusia

Dalam pernyataan yang disampaikan di hadapan anggota Komite Angkatan Bersenjata di Parlemen AS, Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan bahwa pembelian berkelanjutan sistem senjata Rusia oleh India bukan yang terbaik bagi mereka, dan bahwa akan ada persyaratan bagi para pemimpin di New Delhi untuk menukar beberapa sistem ini dengan senjata buatan AS dan sekutu.

“Kami terus bekerja dengan (India) untuk memastikan bahwa berinvestasi dalam peralatan Rusia adalah bukan pilihan yang baik,” kata Austin, seperti dikutip dari RT, Rabu (6/4).


“Agar ke depan mereka menurunkan skala jenis peralatan yang mereka investasikan, dan ingin berinvestasi lebih banyak dalam hal yang akan membuat kami terus kompatibel,” tambahnya.

India adalah importir militer terbesar, dan mengandalkan Rusia untuk hampir setengah dari senjata impornya.

Austin bukan pejabat AS pertama yang berbicara tentang meningkatkan penjualan senjata ke India. Mantan Presiden Donald Trump menandatangani kesepakatan senjata senilai 3 miliar dolar AS dengan Perdana Menteri India Narendra Modi pada 2020, menjual helikopter Apache India dan rudal Hellfire, dalam upaya nyata untuk melawan China di Asia Selatan.

Terlepas dari peningkatan penjualan ini, AS tetap hanya menjadi pemasok senjata terbesar ketiga India, menyediakan hanya 12 persen dari impor mematikan New Delhi antara 2017 dan 2021. Prancis menyediakan 27 persen senjata impor India, sementara Rusia menyediakan 46 persen.

Kemitraan ini berawal dari Perang Dingin, ketika India, sebagai anggota pendiri gerakan Non-Blok, membeli senjata dari Soviet tanpa pernah menjalin aliansi formal dengan Uni Soviet. Menurut beberapa analis, 85 persen dari sistem senjata utama India hingga hari ini berasal dari Rusia atau Soviet.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya