Berita

Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov/Net

Dunia

Rusia: Peristiwa Bucha Digunakan Barat untuk Ganggu Proses Pengajuan Damai Ukraina

RABU, 06 APRIL 2022 | 08:21 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Laporan penemuan ratusan mayat di Kota Bucha diduga sengaja digunakan negara-negara Barat sebagai provokasi untuk mengganggu proses pengajuan perdamaian yang diajukan Ukraina kepada Rusia.

Dugaan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov dalam pernyataannya pada Selasa (5/4).

"Rusia yakin Barat memungkinkan 'histeria' seputar dugaan pembunuhan massal di kota Bucha di Ukraina untuk menggagalkan pembicaraan damai antara Moskow dan Kiev," mengeluhkan bahwa 'provokasi' ter terjadi saat Kiev untuk pertama kalinya mengajukan kemungkinan perdamaian di atas kertas, seperti dikutip dari RT, Rabu (6/4).


"Peristiwa yang diklaim di kota itu, yang disebutnya sebagai 'provokasi', telah diperkenalkan tepat ketika kemajuan sedang dibuat dalam negosiasi damai di Istanbul," tambahnya.

"Pada 29 Maret, untuk pertama kalinya dalam seluruh periode kontak antara delegasi kami, pihak Ukraina mengusulkan visi tertulis tentang bagaimana perjanjian itu dapat dilihat dalam hal status Ukraina dan jaminan keamanan," lanjut Lavrov.

Menurut Lavrov, selama negosiasi dengan Rusia, Kiev untuk pertama kalinya menyatakan kesiapannya untuk menyatakan dirinya netral, tidak bersekutu dengan blok mana pun dan non-nuklir.

Terlebih lagi, tegasnya, Ukraina telah meresmikan penolakan untuk menyebarkan senjata negara asing di wilayah mereka, atau untuk melakukan latihan di sana dengan partisipasi militer asing tanpa persetujuan dari semua negara penjamin perjanjian di masa depan, termasuk Rusia.

"Jaminan keamanan yang diberikan oleh perjanjian tersebut akan sepenuhnya mengesampingkan ekspansi NATO ke arah timur dan memastikan keamanan tak terpisahkan di benua Eropa," kata Lavrov.
 
Selain itu, kata Lavrov, pihak Ukraina sendiri menuliskan dalam rancangan ketentuan utama bahwa jaminan keamanan tidak akan berlaku untuk Krimea dan Donbass, sebuah langkah yang disebut Lavrov sebagai kemajuan.

“Sekali lagi kami ingin mendesak mereka yang memimpin aksi di Kiev, dan kami tahu siapa mereka, untuk tetap menyadari tanggung jawab mereka atas keamanan di Eropa," katanya.

"Kami bersikeras bahwa sinyal yang jelas dikirim ke Kiev untuk tidak terlibat dalam sabotase, jika tidak, kami berisiko mengulangi nasib perjanjian Minsk dan kami tidak akan pernah menyetujui ini," ujarnya.

Setelah penarikan pasukan Rusia dari Bucha, ratusan warga sipil yang terbunuh ditemukan di kota di sebelah utara Kiev. Ukraina menyalahkan pembantaian itu pada pasukan Rusia, yang telah menduduki daerah tersebut hingga baru-baru ini, tetapi Moskow membantahnya.  

Sementara politisi Barat memihak Ukraina dalam masalah ini, China mengingatkan bahwa laporan tersebut masih perlu diselidiki.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya