Berita

Gedung-gedung di Mariupol rusak setelah diserang Rusia/Net

Dunia

Menlu Ukraina: Situasi Mariupol Lebih Buruk Daripada Bucha

SELASA, 05 APRIL 2022 | 09:40 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

Penemuan ratusan mayat di Kota Bucha, Ukraina di tengah invasi Rusia membuat terkejut banyak pihak. Namun, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan bahwa apa yang terjadi di kota Bucha hanyalah "puncak gunung es" dan situasi di Mariupol jauh lebih buruk.

Hal itu disampaikan Kuleba pada konferensi pers bersama Menlu Inggris Liz Truss di Warsawa, Senin (4/4) waktu setempat.

"Ukraina memenangkan pertempuran untuk Kiev, tetapi perang terus berlanjut," kata Kuleba, seperti dikutip dari AFP, Selasa (5/4).


Memperhatikan bahwa negaranya sedang mempersiapkan serangan skala besar baru oleh Rusia di Ukraina timur, Kuleba mengatakan pasukan Moskow akan mencoba untuk merebut lebih banyak wilayah di Donetsk dan Luhansk, juga akan mencoba menguasai kota Mariupol yang terkepung.

"Kengerian yang kita lihat di Bucha hanyalah puncak gunung es dari semua kejahatan yang telah dilakukan oleh Angkatan Darat Rusia di wilayah Ukraina sejauh ini," katanya.

Dia melanjutkan dengan mengatakan "tanpa berlebihan dan dengan sangat sedih" bahwa situasi saat ini di Mariupol jauh lebih buruk dibandingkan dengan apa yang terjadi di Bucha dan daerah lain di dekat ibukota Kiev.

"Kengerian" di Bucha, Mariupol dan wilayah lain memerlukan sanksi serius G7 dan UE, tambah Kuleba.

“Barat terus mengisi mesin perang Rusia dengan pembayaran untuk bahan bakar fosil Rusia, dengan perdagangan yang masih berlangsung antara Rusia dan negara-negara Barat," ujarnya.

Truss menanggapi denga mengatakan negaranya akan mendesak gelombang sanksi baru yang keras terhadap Rusia.

Perang Rusia melawan Ukraina, yang dimulai pada 24 Februari, telah mendapat kemarahan internasional, dengan Uni Eropa, AS dan Inggris, antara lain, menerapkan sanksi keras terhadap Moskow.

Setidaknya 1.430 warga sipil telah tewas di Ukraina dan 2.097 terluka, menurut perkiraan PBB, dengan angka sebenarnya dikhawatirkan jauh lebih tinggi.

Lebih dari 4,21 juta warga Ukraina juga telah melarikan diri ke negara lain, dengan jutaan lainnya mengungsi, menurut badan pengungsi PBB.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

KPK Usut Pemberian Rp3 Miliar dari Satori ke Rajiv Nasdem

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:08

Rasio Polisi dan Masyarakat Tahun 2025 1:606

Selasa, 30 Desember 2025 | 16:02

Tilang Elektronik Efektif Tekan Pelanggaran dan Pungli Sepanjang 2025

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:58

Pimpinan DPR Bakal Bergantian Ngantor di Aceh Kawal Pemulihan

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:47

Menag dan Menko PMK Soroti Peran Strategis Pendidikan Islam

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:45

Jubir KPK: Tambang Dikelola Swasta Tak Masuk Lingkup Keuangan Negara

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:37

Posko Kesehatan BNI Hadir Mendukung Pemulihan Warga Terdampak Banjir Bandang Aceh

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:32

Berikut Kesimpulan Rakor Pemulihan Pascabencana DPR dan Pemerintah

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:27

SP3 Korupsi IUP Nikel di Konawe Utara Diterbitkan di Era Nawawi Pomolango

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:10

Trump ancam Hamas dan Iran usai Bertemu Netanyahu

Selasa, 30 Desember 2025 | 15:04

Selengkapnya