Berita

Kesepakatan IndAus ECTA yang ditandatangani oleh Menteri Perdagangan & Industri India, Piyush Goyal pada Sabtu, 2 April 2022/Net

Dunia

Menuju Kesepakatan Perdagangan Bebas, Australia Pangkas 85 Persen Tarif Ekspor ke India

MINGGU, 03 APRIL 2022 | 10:32 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Australia secara resmi telah menandatangani kesepakatan perdagangan dengan India yang menghapuskan 85 persen tarif ekspor Australia ke India.

Perjanjian Kerjasama dan Perdagangan Ekonomi Australia-India (IndAus ECTA) ini ditandatangani dalam upacara virtual oleh Menteri Perdagangan Australia, Dan Tehan dan Menteri Perdagangan dan Industri India, Piyush Goyal.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison dan Perdana Menteri India Narendra Modi juga menyaksikan upacara virtual tersebut.

Kesepakatan itu akan menghapus tarif lebih dari 85 persen ekspor barang Australia ke India, senilai 12,6 miliar dolar AUS atau Rp 135 triliun.

Tarif akan dihapus pada ekspor daging domba, wol, tembaga, batu bara, alumina, lobster batu Australia segar, dan beberapa mineral penting dan logam non-ferrous ke India.

Kesepakatan itu juga memungkinkan 96 persen impor barang dari India masuk ke Australia bebas bea.

Pemerintahan Australia mengatakan, kedua negara akan terus bekerja menuju kesepakatan perdagangan bebas penuh (FTA).

Setelah menandatangani kesepakatan, Goyal mengatakan India ingin mempercepat perjanjian FTA dengan Australia.

“Segera setelah perjanjian saat ini mulai berlaku, kami akan mulai bergegas masuk di tahap berikutnya untuk menjadikan ini kemitraan ekonomi yang komprehensif,” ujar Goyal, seperti dimuat oleh Al-Jazeera dan Bloomberg, Sabtu (2/4).

Di sisi Australia, Tehan yakin negosiasi akan terus maju untuk mencapai FTA, bahkan jika pemerintahan Morrison diganti pada pemilu bulan Mei.

“Saya memiliki harapan yang sangat kuat, tidak peduli siapa yang mengisi kursi kami ke depan, kami akan membangun kesepakatan ini,” ujar Morrison.

Pemerintahan Australia kini berusaha untuk mendiversifikasi pasar ekspor dan mengurangi ketergantungan Australia pada mitra dagang terbesarnya China.

Populer

Polemik Jam Buka Toko Kelontong Madura di Bali

Sabtu, 27 April 2024 | 17:17

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Bocah Open BO Jadi Eksperimen

Sabtu, 27 April 2024 | 14:54

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

UPDATE

Menag Cek Persiapan Akhir Layanan Jemaah Haji di Arab Saudi

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:05

Baru Kantongi 100 Ribu KTP, Noer Fajriensyah Ngebet Maju Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 02:02

Politikus Perempuan di DPR Diprediksi Bertambah 10 Orang

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:29

PDIP Tancap Gas Godok Nama-Nama Calon di Pilkada 2024

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:26

Pemprov DKI Tak Serius Sediakan TPU di Kepulauan Seribu

Selasa, 07 Mei 2024 | 01:00

Subholding Pelindo Siap Kelola Area Pengembangan I Bali Maritime Tourism Hub

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:40

Ridwan Kamil-Bima Arya Berpeluang Dipromosikan 3 Parpol Besar di Pilgub Jakarta

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:32

DPRD DKI Terus Dorong Program Sekolah Gratis Direalisasikan

Selasa, 07 Mei 2024 | 00:24

Buku "Peta Jalan Petani Cerdas" Panduan Petani Sukses Dunia Akhirat

Senin, 06 Mei 2024 | 23:59

Popularitas Jokowi dan Gibran Tetap Tinggi Tanpa PDIP

Senin, 06 Mei 2024 | 23:11

Selengkapnya