Kepala Pertahanan Jerman, Eberhard Zorn/Net
Jerman masih sedang mempertimbangkan untuk membeli sistem pertahanan udara dari Israel untuk menangkal rudal Iskander milik Rusia. Jerman juga melirik sistem antirudal Amerika Serikat, sebagai opsi kedua.
Kepala Pertahanan Jerman, Eberhard Zorn mengatakan kepada Welt am Sonntag, Sabtu (2/4), bahwa pihaknya ingin memiliki “Perisai Rudal†yang dapat menangkal ancaman rudal Iskander yang dapat mencakup hampir seluruh wilayah Eropa barat.
“Israel dan Amerika memiliki sistem seperti itu. Mana yang kita pilih? Akankah kita berhasil membangun sistem (pertahanan rudal) secara keseluruhan di NATO? Ini adalah pertanyaan yang perlu kita jawab sekarang,†ujar Zorn.
Ia tidak merinci nama dari sistem persenjataan yang akan dibeli, tetapi kemungkinan besar mengacu pada sistem antirudal
Arrow 3 yang dibangun oleh
Israel Aerospace Industries (IAI) dan sistem antirudal THAAD yang diproduksi oleh
Raytheon AS.
Iskander adalah sebuah sistem rudal balistik yang dapat bergerak. Iskander menggantikan rudal Scud Soviet, di mana dua peluru kendalinya dapat membawa hulu ledak konvensional atau hulu nuklir.
Sebelumnya dalam diskusi pada 27 Maret, Kanselir Jerman, Olaf Scholz mengatakan, Berlin akan menaikkan pengeluaran pertahanannya menjadi lebih dari 2 persen dari output ekonominya. Menyuntikkan 100 miliar euro ke dana militer.
Zorn termasuk dalam kelompok pejabat tinggi Jerman yang berkonsultasi dengan Scholz tentang cara membelanjakan dana tersebut.
“Sejauh ini, hanya satu hal yang jelas, kami tidak punya waktu atau uang untuk mengembangkan sistem (pertahanan rudal) ini sendiri,†cakap Zorn terkait dana militer itu, Sabtu (2/4).
Mengacu pada kurangnya pertahanan rudal jarak pendek Jerman, yang dapat digunakan untuk melindungi pasukan saat bergerak atau di bawah ancaman saat dikerahkan, Zorn mengatakan Berlin mulai sekarang harus membuat keputusan untuk serius membeli sistem antirudal.
Di luar ini, Zorn mengisyaratkan Bundeswehr (Angkatan Darat Jerman) harus menginvestasikan setidaknya 20 miliar euro pada tahun 2032 untuk mengisi kembali inventori amunisi perangnya.