Berita

Ilustrasi/Net

Dunia

Tolak Desakan UE agar Jauhi Rusia, China: Sama seperti Teheran, Kiev dan Moskow adalah Titik Kerja Sama

SABTU, 02 APRIL 2022 | 14:30 WIB | LAPORAN: RENI ERINA

China sekali lagi menegaskan bahwa pihaknya menawarkan perdamaian di Ukraina dan tidak melakukan apa pun untuk sengaja menghindari sanksi kepada Rusia.

Pernyataan tersebut ditegaskan oleh seorang diplomat senior China kepada wartawan pada Sabtu (2/4), sehari setelah pertemuan puncak virtual antara China dan Uni Eropa.

Pernyataan itu sekaligus menanggapi peringatan dari pejabat Uni Eropa bahwa setiap upaya untuk mendukung Rusia dapat merusak hubungan ekonomi antara China dengan blok itu.


"Kami tidak melakukan apa pun dengan sengaja untuk menghindari sanksi. Kami menawarkan perdamaian, dan kami memiliki cara sendiri," kata Wang Lutong, direktur jenderal urusan Eropa di kementerian luar negeri China.

Menambahkan bahwa China berkontribusi pada ekonomi global dengan melakukan perdagangan normal dengan Rusia.

Menurutnya, hubungan perdagangan China-Rusia tidak harus terpengaruh gara-gara perang Rusia-Ukraina.

“China bukan pihak terkait dalam krisis Ukraina . Kami tidak berpikir perdagangan normal kami dengan negara lain harus terpengaruh,” kata Wang, seperti dikutip dari The Guardian.

Uni Eropa memperingatkan Beijing pada pertemuan Jumat, agar tidak termakan bujuk rayu Moskow dan membiakan Moskow menyiasati sanksi ekonomi yang dikenakan sebagai tanggapan atas invasi Ukraina.

Pada pertemuan puncak itu, Beijing, yang telah menjalin hubungan dekat dengan Moskow, menolak untuk mengutuk Rusia dan menyatakan tidak ikut serta dalam sanksi untuk Rusia. Beijing berjanji akan mencari perdamaian untuk Ukraina “dengan caranya sendiri.”

Gertakan Uni Eropa itu muncul menyusul kekhawatiran Washington bahwa China berpotensi mengirim bantuan militer dan ekonomi ke Rusia atau membantunya melewati sanksi keras Barat.

“Kami menentang sanksi," kata Wang. Mengingatkan Uni Eropa bahwa efek dari sanksi yang membabi buta akan berimbas ke seluruh dunia.

"Bukan tidak mungkin bisa mengarah ke perang mata uang, perang perdagangan dan keuangan, dan juga berisiko membahayakan rantai pasokan dan rantai industri dan globalisasi dan bahkan tatanan ekonomi,” kata Wang.

“Kami berkontribusi pada ekonomi global dengan mempertahankan perdagangan normal (dengan Rusia), untuk menghindari kemungkinan gangguan pada rantai pasokan dan industri,” ujar Wang.

Beijing adalah mitra dagang terbesar Moskow, dengan volume perdagangan tahun lalu mencapai 147 miliar dolar AS, menurut data bea cukai China, naik lebih dari 30 persen pada 2019.

Jadi, menurut Wang, dalam situasi sekarang ini, hubungan dagang China dan Rusia tidak boleh dibesar-besarkan. Jauh sebelum invasi, China telah melakukan hubungan perdagangan dengan sangat baik bersama Rusia.

"Kunci dari masalah ini bukan di tangan China, itu di Washington, dan juga di Brussels," tegas wang.

Wang, sekali lagi mengingatkan AS dan Uni Eropa, bahwa sama seperti Iran, Ukraina dan Rusia bukan hanya titik gesekan saja, tetapi juga titik kerja sama. Semua negara perlu memikirkan kerja sama daripada meluaskan gesekan saja.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pramono Pertahankan UMP Rp5,7 Juta Meski Ada Demo Buruh

Rabu, 31 Desember 2025 | 02:05

Bea Cukai Kawal Ketat Target Penerimaan APBN Rp301,6 Triliun

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:27

Penemuan Cadangan Migas Baru di Blok Mahakam Bisa Kurangi Impor

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:15

Masyarakat Diajak Berdonasi saat Perayaan Tahun Baru

Rabu, 31 Desember 2025 | 01:02

Kapolri: Jangan Baperan Sikapi No Viral No Justice

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:28

Pramono Tebus 6.050 Ijazah Tertunggak di Sekolah

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:17

Bareskrim Klaim Penyelesaian Kasus Kejahatan Capai 76 Persen

Rabu, 31 Desember 2025 | 00:05

Bea Cukai Pecat 27 Pegawai Buntut Skandal Fraud

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:22

Disiapkan Life Jacket di Pelabuhan Penumpang pada Masa Nataru

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:19

Jakarta Sudah On The Track Menuju Kota Global

Selasa, 30 Desember 2025 | 23:03

Selengkapnya