Berita

Pasukan Houthi/Net

Dunia

Koalisi Saudi Serukan Gencatan Senjata dengan Houthi di Yaman

SELASA, 29 MARET 2022 | 22:51 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

Arab Saudi menjamu faksi sekutu dari perang Yaman pada Selasa (29/3). Pertemuan berlangsung saat Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) mengusulkan untuk dilakukan gencatan senjata antara Saudi dan Houthi.

Gencatan senjata itu adalah konsesi dengan beroperasinya kapal bahan bakar dan beberapa penerbangan ke daerah yang dikuasai Houthi selama bulan suci Ramadhan.

Gerakan Houthi yang bersekutu dengan Iran, oposisi koalisi Saudi, mengatakan tidak akan menghadiri pembicaraan. Tetapi dalam sebuah pernyataan mereka, dikatakan inisiatif PBB itu adalah hal yang positif bagi kedua pihak.

Menurut sumber-sumber yang mengikuti pertemuan, rencana yang disusun oleh utusan khusus PBB untuk Yaman, Hans Grundberg juga didukung oleh Amerika Serikat dan kekuatan Barat lainnya.

Namun Jurubicara Grundberg, Ismini Palla menolak untuk menjelaskan rincian proposal tersebut. Ia mengatakan bahwa gencatan senjata itu bertujuan untuk memberikan "waktu istirahat" yang sangat dibutuhkan Yaman dari periode kekerasan.

"Utusan kami melanjutkan diskusinya dengan semua pihak dan menyerukan semua untuk terlibat secara konstruktif untuk mencapai gencatan senjata segera," ujar Palla dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Washington Post.

Pada dasarnya menurut sumber peserta, proposal tersebut menyerukan gencatan senjata selama sebulan dengan imbalan mengizinkan kapal bahan bakar berlabuh di pelabuhan Hodeidah yang dikuasai Houthi dan sejumlah kecil penerbangan komersial beroperasi dari Bandara Sanaa.

Perbincangan itu diadakan di bawah naungan Dewan Kerjasama Teluk yang berbasis di Riyadh dan diperkirakan akan memakan waktu lebih dari seminggu.

Houthi mengatakan mereka hanya akan menghadiri pembicaraan di negara netral. Sehingga mereka tidak berpatisipasi di pembicaraan ini.

Pada 27 Maret, empat kapal bahan bakar menunggu di lepas pelabuhan Hodeidah, salah satunya adalah kapal tanker yang terjebak di daerah penahanan koalisi selama hampir tiga bulan.

Menurut PBB, Melonggarkan perang antara kedua pihak akan meringankan krisis kemanusiaan yang mengerikan di Yaman.

Populer

KPK Ancam Pidana Dokter RSUD Sidoarjo Barat kalau Halangi Penyidikan Gus Muhdlor

Jumat, 19 April 2024 | 19:58

Pendapatan Telkom Rp9 T dari "Telepon Tidur" Patut Dicurigai

Rabu, 24 April 2024 | 02:12

Megawati Bermanuver Menipu Rakyat soal Amicus Curiae

Kamis, 18 April 2024 | 05:35

Sekda Jabar akan Tindak Pelaku Pungli di Masjid Raya Al Jabbar

Rabu, 17 April 2024 | 03:41

Diungkap Pj Gubernur, Persoalan di Masjid Al Jabbar Bukan cuma Pungli

Jumat, 19 April 2024 | 05:01

Bey Machmudin: Prioritas Penjabat Adalah Kepentingan Rakyat

Sabtu, 20 April 2024 | 19:53

Pj Gubernur Ingin Sumedang Kembali jadi Paradijs van Java

Selasa, 23 April 2024 | 12:42

UPDATE

Samsung Solve for Tomorrow 2024, Momentum untuk Dorong Peningkatan Literasi Digital

Sabtu, 27 April 2024 | 11:48

Paguyuban Warung Madura: Harusnya Kami Dilindungi Bukan Diberangus!

Sabtu, 27 April 2024 | 11:36

PIS Sukses Tekan Emisi 25,4 Ribu Ton Setara CO2

Sabtu, 27 April 2024 | 11:18

Sam Altman hingga Sundar Pichai Gabung Dewan Keamanan AI Amerika Serikat

Sabtu, 27 April 2024 | 10:59

OASA Perkuat Modal di Anak Usaha Rp69 Miliar

Sabtu, 27 April 2024 | 10:41

Ilham Bintang: Prabowo Siap-Siap Beli Obat Anti Resah

Sabtu, 27 April 2024 | 10:37

Induk Perusahaan Google Bagi-bagi Dividen untuk Pertama Kali

Sabtu, 27 April 2024 | 10:29

KPU Sewa 8 Kantor Hukum Hadapi Perselisihan Pileg 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:20

Blinken: Amerika Tidak Bermaksud Menghambat Tiongkok Lewat Pembatasan Ekspor Chip

Sabtu, 27 April 2024 | 10:18

Realisasi Anggaran untuk IKN Capai Rp4,3 Triliun per April 2024

Sabtu, 27 April 2024 | 10:02

Selengkapnya