Berita

Saat hadiri acara beri arahan terkait Bangga Buatan Indonesia, Presiden Jokowi mengaku jengkel karena para menterinya banyak gunakan barang impor/Ist

Publika

Di Balik Politik Marah Jokowi

OLEH: ARMAN SALAM
SENIN, 28 MARET 2022 | 00:45 WIB

'MAU terus-terusan impor? Bodoh kita," ujar Presiden Jokowi pada saat acara pengarahan afirmasi bangga buatan Indonesia di Bali beberapa hari lalu.

Setelah ditelaah ternyata penyebab marahnya Presiden Jokowi menyangkut impor barang untuk kebutuhan dalam negeri. Menurut Jokowi impor yang dilakukan tidak tepat, pasalnya barang-barang impor tersebut bisa diproduksi di dalam negeri.  

Presiden Jokowi juga mengilustrasikan banyaknya benefit yang didapat jika menekan impor, pemberdayaan dan penggunaan produk lokal mampu menghidupkan ekonomi mikro sehingga membuka lapangan pekerjaan dan terjadi geliat ekonomi ditengah masyarakat tegasnya. Bahkan Jokowi menyebutkan bisa menyerap 2 juta tenaga kerja jika anggaran yang ada digunakan untuk membeli produk dalam negeri.

Apa yang dilakukan oleh presiden dengan 'marahnya' itu cukup baik lantaran memang begitulah menjadi pemimpin yang benar.

Justru publik sekarang bertanya kenapa baru sekarang presiden koar-koar dan marah-marah, bukannya Jokowi sudah menjabat lebih dari 7 tahun.  

Menjadi sangat janggal sekarang saat produk dalam negeri yang sangat dibutuhkan publik justru sekarang hilang diperedaran. Kemana CPO sawit Indonesia yang notabene sebagai negara terbesar penghasil CPO dijual keluar karena harganya lebih tinggi?

Kenapa minyak goreng menjadi sangat mahal berbeda dengan di negara tetangga Malaysia yang harganya jauh lebih murah cuma setengahnya per liter dibanding harga dalam negeri.  

Akhirnya kita paham ternyata bukan kepentingan dan pelayanan publik yang dikedepankan pemerintah, melainkan hanya bisnis dan keuntungan semata. Jadi benar tidaknya impor atau ekspor tergantung seberapa besar untung yang didapat, sangat ironis.  

Sampai di situ menjadi abu-abu, target politik sesungguhnya yang kental dari marah-marahnya presiden. Pembenaran atas reshuffle yang bisa saja akan dilakukan dalam waktu dekat. Cari masalah saja dulu bahkan cenderung dikerjain baru diganti menterinya supaya ada kesan profesional disitu.

Saat ini publik dunia sedang dirundung kekhawatiran yang tinggi akibat dari invasi Rusia atas Ukraina dan bisa saja menyulut perang dunia ketiga yang melibatkan banyak negara. Banyak pakar berpendapat bahwa ini akan berdampak pada seluruh aspek dalam prikehidupan berbangsa, mulai dari masalah keamanan nasional maupun regional dan bahaya perang nuklir sampai lonjakan dan kelangkaan barang kebutuhan masyarakat akibat penimbunan di seluruh negara sebagai langkah pemenuhan kebutuhan dalam negerinya.

Bangsa Indonesia jangan terlalu santai dan tidak mempersiapkan segala macam bentuk akibat dari masalah ini, fokus menyiapkan aneka strategi dan langkah langkah yang tepat dan cerdas terkait ketahanan pangan dan keamanan bangsa.

Bagaimana caranya berfikir supaya rakyat tidak kelaparan, terjaga dari kemungkinan terburuk bahaya nuklir dan menjamin keamanannya.

Bukan malah mencari cara untuk tetap cantik di depan publik dalam hal masalah remeh temeh. Tidak perlu main sinetron kalau memang dianggap tidak becus ya sudah ganti.  

Lakukan dengan cepat karena kita sedang berlomba dengan waktu dan situasi, membaca potensi masalah secara luas dan utuh dari berbagai kepentingan dunia, jangan hanya mandek untuk kepentingan pribadi dan berkutat dengan pencitraan saja.
Penulis adalah Direktur Riset Indonesia Presidential Studies (IPS)

Populer

Kaki Kanan Aktor Senior Dorman Borisman Dikubur di Halaman Rumah

Kamis, 02 Mei 2024 | 13:53

Ketua Alumni Akpol 91 Lepas Purna Bhakti 13 Anggota

Minggu, 05 Mei 2024 | 17:52

Bey Pastikan Kesiapan Pelaksanaan Haji Jawa Barat

Rabu, 01 Mei 2024 | 08:43

Kantongi Sertifikasi NBTC, Poco F6 Segera Diluncurkan

Sabtu, 04 Mei 2024 | 08:24

Pj Gubernur Jabar Ingin Persiapan Penyelenggaraan Ibadah Haji Sempurna

Kamis, 02 Mei 2024 | 03:58

Pj Gubernur Jabar Minta Pemkab Garut Perbaiki Rumah Rusak Terdampak Gempa

Senin, 29 April 2024 | 01:56

Dandim Pinrang Raih Juara 2 Lomba Karya Jurnalistik yang Digelar Mabesad

Selasa, 30 April 2024 | 18:43

UPDATE

Jelang Laga Play-off, Shin Tae-yong Fokus Kebugaran Pemain

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:54

Preseden Buruk, 3 Calon Anggota DPRD Kota Bandung Berstatus Tersangka

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:40

Prof Romli: KPK Gagal Sejak Era Antasari, Diperburuk Kinerja Dewas

Rabu, 08 Mei 2024 | 07:15

Waspada Hujan Disertai Petir di Jakarta pada Malam Hari

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:28

Kemenag Minta Umat Tak Terprovokasi Keributan di Tangsel

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:23

Barikade 98: Indonesia Lawyers Club Lebih Menghibur daripada Presidential Club

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:20

Baznas Ungkap Kiat Sukses Pengumpulan ZIS-DSKL Ramadan 2024

Rabu, 08 Mei 2024 | 06:01

Walkot Jakpus Ingatkan Warga Jaga Kerukunan Jelang Pilgub

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:35

Banyak Fasos Fasum di Jakarta Rawan Diserobot

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:19

Sopir Taksi Online Dianiaya Pengendara Mobil di Palembang

Rabu, 08 Mei 2024 | 05:15

Selengkapnya