Berita

Mantan Perdana Rusia Dmitry Medvedev berbincang dengan Presiden Vladimir Putin/Net

Dunia

Mantan PM Rusia: Melawan Kremlin adalah Lese Majeste

MINGGU, 27 MARET 2022 | 04:50 WIB | LAPORAN: SULTHAN NABIL HERDIATMOKO

RMOL.  Rusia tak akan tergoyahkan oleh sanksi Barat. Cukup "bodoh" jika pihak Barat berpikir bahwa oligarki Rusia memegang keputusan militer Rusia.

Demikian disampaikan mantan Perdana Menteri Rusia, Dmitry Medvedev, kepada kantor berita Rusia RIA, pada Jumat malam (25/3). Medvedev menyebut sanksi hanya akan mengkonsolidasikan masyarakat Rusia dan tidak menyebabkan ketidakpuasan populer dengan pihak berwenang.

Negara-negara Barat hingga kini telah menjatuhkan serangkaian sanksi terhadap Rusia setelah invasinya ke Ukraina. Namun memasuki bulan kedua perang ini, pihak Kremlin memastikan akan tetap melanjutkan serangan sampai mencapai tujuan yaitu "demiliterisasi dan denazifikasi" Ukraina.


Beberapa sanksi secara khusus menargetkan para taipan atau disebut kaum oligarki Rusia, yang diyakini dekat dengan Presiden Vladimir Putin.

"Mari kita bertanya pada diri sendiri: dapatkah salah satu dari pengusaha besar ini memiliki pengaruh sedikitpun bahkan sekecil kuantum atom dari posisi kepemimpinan negara?" tanya pria yang juga pernah menjabat Presiden Rusia itu.

"Saya secara terbuka memberi tahu Anda: tidak, tidak mungkin," tegasnya.

Medvedev menambahkan, jajak pendapat menunjukkan, tigaperempat dari Rusia mendukung keputusan Kremlin untuk melakukan operasi militer di Ukraina dan bahkan lebih mendukung Presiden Vladimir Putin.

Sambil mengecilkan dampak ekonomi dari sanksi, Medvedev mengatakan pemerintah Rusia harus menemukan "solusi yang memadai" sendiri untuk memacu pengembangan industri pesawat, otomotif, dan IT.

"Sekarang, akan lebih sulit untuk mengatasi masalah itu, tetapi di sisi lain, kami tidak dapat mengandalkan siapa pun. Dalam hal ini, kita harus menyelesaikan masalah itu sendiri," ujarnya.

Kemudian dia mengecam orang-orang Rusia yang berbicara menentang invasi saat tinggal di luar Rusia.

"Anda bisa tidak puas dengan beberapa keputusan pihak berwenang, mengkritik pihak berwenang - ini normal," katanya.

"Tetapi Anda tidak dapat mengambil sikap melawan negara dalam situasi yang sulit seperti ini, karena ini adalah lese majeste," ancam Medvedev.

Dalam interview tersebut, tiba tiba Medvedev mengatakan ada beberapa alasan di mana Rusia memiliki hak untuk menggunakan senjata nuklir. Ia menjelaskan, Rusia bisa saja menyerang negara atau perambahan infrastruktur yang mengakibatkan deteren nuklir Rusia lumpuh.

"Ini adalah tekad Rusia untuk mempertahankan kemerdekaan, kedaulatan negara kita, tidak memberi siapa pun alasan untuk meragukan bahkan sedikit pun bahwa kita siap untuk memberikan tanggapan yang layak atas setiap pelanggaran di negara kita, pada kemerdekaannya," ujarnya.

Namun Medvedev di akhir interview menekankan, jalur negosiasi bahkan di dalam situasi yang paling sulit seperti situasi Ukraina ini, tetap menjadi jalur pilihan Kremlin.

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya